Selasa, 08 Desember 2009

TANDA-TANDA ORANG YANG BERPOTENSI MENDUDUKI JABATAN PUNCAK

TANDA-TANDA ORANG YANG BERPOTENSI MENDUDUKI JABATAN PUNCAK
Mortimer R. Feinberg, Ph.D.
Pemimpin-pemimpin perusahaan yang terbaik, yaitu orang-orang berkedudukan
tinggi, ialah orang yang mempunyai sifat sebagai orang yang mempunyai
motivasi dan dorongan-dorongan yang kuat, yaitu orang yang dapat bekerja
dengan keras, dan yang dapat melakukan beberapa pekerjaan yang berlainan
secara sekaligus - walaupun tidak selamanya pekerjaan itu dilakukan dengan
baik. Pendeknya, mereka selalu dinamis dan bersemangat. Napoleon dapat
melakukan tujuh macam pekerjaan sekaligus.
Saya belum pernah melihat seorang eksekuif top yang bersifat pasif, suka
termenung, dan sering sakit-sakitan, serta ragu-ragu. Menurut saya, Hamlet,
dalam cerita tulisan Shakespeare, adalah orang yang selalu bimbang, tidak
akan pernah menjadi pemimpin atau eksekutif yang baik. Memang banyak orang
yang berkepribadian seperti Hamlet, tetapi mereka tak akan pernah menempati
kedudukan penting.
Berikut ini adalah tanda-tanda orang yang mempunyai potensi untuk menduduki
jabatan dan tanggung jawab yang penting.
1--Dedikasi.
Mereka mempunyai semangat pengabdian seluruhnya. Mungkin pada suatu waktu,
anda memintanya untuk melaksanakan suatu tugas, misal, pergi ke luar kota
yang jauh. Dia tidak akan menolak tugas itu, kecuali dengan alasan yang
kuat, seperti karena istri atau anaknya sakit. Alasan-alasan atau dalih
untuk melaksanakan tugasnya akan sangat kecil sekali. Sebagian besar waktu
dan tenanagnya, dicurahkannya untuk memajukan perusahaan atau organisasi
dimana dia bekerja.
2--Kompetitif.
Eksekutif yang baik tak akan membiarkan dirinya kalah. Mereka selalu
mengevaluasi dan menilai dirinya sendiri untuk persaingan itu, dan akan
berjuang untuk melakukan yang lebih baik dalam setiap kesempatan yang ada.
Mereka akan selalu mengubah taktik dan usaha untuk mencapai hal yang lebih
baik. Seorang eksekutif, yaitu seorang "self-made man" menceritakan kepada
saya waktu dia sedang mulai berjuang untuk naik: "Di sini saya seperti
berada di antara kaki-kaki gajah saja, dan saya hanyalah seekor tikus.
Dengan mudah mereka akan membunuh saya. Dengan suatu insiden atau kebetulan
saja, saya akan celaka." Lalu saya bertanya padanya, "Lantas apa yang akan
anda lakukan untuk menghindari akibat buruk seperti yang anda takutkan?"
Jawabnya, "Saya akan berusaha menjadi gajah juga."
3--Kejujuran.
Jujurkan ia terhadap dirinya sendiri? Ibarat: apakah ia mengenakan pakaian
mahal, namun pakaian dalamnya bolong dan kotor? Apakah ia sadar akan
kelemahan-kelemahannya sendiri? Sampai dimana kejujurannya dengan anda?
Apakah apa yang dikatakannya sesuai dengan apa yang dilakukannya? Apakah
cita-cita yang diangankannya sangat jauh dari kenyataan atau telah berada di
depan mata untuk dicapainya? Jika dia menjawab, "Memang pekerjaan saya waktu
itu tidak begitu baik, namun yang akan datang saya akan bekerja dengna lebih
baik," maka itu adalah pertanda bahwa dia jujur terhadap dirinya sendiri.
4--Realistis.
Kakinya berpijak di muka bumi. Dia tidak berangan-angan atau bermimpi untuk
menjadi besar. Kalau dia hanya melihat yang besar-besar dan mengabaikan
bagian-bagian yang lebih kecil, maka dia akan menghadapi kesukaran. Dia
sangat teliti dan bersungguh-sungguh dalam melakukan langkah-langkah kecil
meski keuntungan yang diperolehnya pun kecil.
5--Dewasa.
Dia sadar dan mengetahui, bahwa masa depannya sendiri akan sangat tergantung
dan bertalian dengan apa yang terjadi terhadap orang lain. Dia sanggup
menghentikan seseorang, orang yang tidak ada atau sedikit sekali memberikan
sumbangan pada perusahaan. Dia menghormati perbedaan-perbedaan fikiran dan
pendapat orang. Dia tidak akan mencampuradukkan politik ke dalam kantor dan
perusahaan. Dia menolak untuk hanya memperalat atau memanipulasi orang. Dia
sabar dan, bila perasaannya terluka dia segera tenang dan pulih kembali.
Akhirnya seseorang yang mempunyai potensi yang baik untuk menjadi pemimpin
perusahaan adalah orang yang dapat menangani berbagai ragam persoalan yang
mendesak. Seorang presiden dari perusahaan di New York menjelaskan hal ini
dengan mengatakan, "Setiap orang bisa melakukan sesuatu pekerjaan dengan
baik, apabila anda memberikannya hanya satu tugas tertentu dengan waktu yang
cukup untuk menyelesaikan tugas itu. Tetapi, bila seseorang itu tidak mau
memberikan perhatian atau usahanya terhadap sesuatu yang lain, sampai
sesuatu masalah atau tugas-tugas yang kecil belum mendapat pemecahan atau
penyelesaian - meski sesuatu itu sangat mendesak sekali - maka sikap itu
selalu akan menggusarkan hati. Jenis orang seperti ini takkan pernah
mengetahui kalau api sedang berkobar di kamar sebelahnya, kecuali kalau
perusahaan itu seluruhnya sidah terbakar habis."
(Mortimer R. Feinberg, Ph.D., The Effective Psychology for Manager)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar