Selasa, 08 Desember 2009

BAGAIMANA KEKUASAAN BISA HILANG

BAGAIMANA KEKUASAAN BISA HILANG
(Jeffrey Pfeffer, diringkas dari buku Managing With Power)

Kekuasaan bisa hilang. Bahkan yang kuat sekali pun akan tergeser. Mengapa hal itu terjadi? Sebagaimana pembicaraan mengenai politik perusahaan yang pernah disampaikan dalam artikel terpilih terdahulu, jelas
sekali bahwa bermain politik dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cantik, termasuk memahami dan menyadari bahwa kekuasaan bisa hilang. Ada empat sebab yang disampaikan oleh Jeffrey Pfeffer yang diringkas berikut. Yaitu:
ketidakmampuan kita menghadapi perubahan, ketidaktahuan kita akan dinamika, kekuasaan, sikap pribadi yang salah, dan faktor usia.
Tujuan dari pembicaraan ini adalah untuk menyadari bagaimana kita tidak kehilangan kekuasaan terlalu dini, dan bagaimana meninggalkan kekuasaan dengan baik.


Perubahan organisasional seringkali, jika bukan tidak dapat dihindari, melibatkan perubahan dalam distribusi kekuasaan. Dalam beberapa organisasi, perubahan dalam kekuasaan dan perspektif berlangsung dengan mulus, sementara yang lain ditunda atau diperebutkan. Tetapi dalam setiap peristiwa, dinamika kekuasaan tidak dapat dielakkan selalu berhubungan dengan dinamika organisasional. Oleh karena itu, memahami bagaimana kekuasaan bisa hilang adalah hal yang esensial dalam memahami perubahan organisasi.

Perbedaan antara kepentingan organisasi dan kepentingan individu paling tampak di saat kita mengamati kasus seseorang yang sedang kehilangan kekuasaannya. Bagi seseorang, kehilangan kekuasaan dan kedudukan bisa sangat menyakitkan, bahkan menghancurkan. Bagi organisasi, pergeseran kekuasaan seringkali lebih sering ditujukan untuk melakukan terapi, mendapatkan idea baru, informasi baru dan ketrampilan baru untuk mengambil alih dan menyelesaikan masalah kritis yang terjadi di masa kepemimpinan lama. Tentu
saja tidak ada jaminan bahwa suksesi kekuasaan akan memperbaiki suasana.
Tetapi pergeseran seperti itu hampir tidak dapat dielakkan untuk diasosiasikan dengan perubahan, atau setidaknya dengan potensi untuk beradaptasi.

Pergeseran kekuasaan hampir pasti terjadi. Bahkan setelah mendapatkan kekuasaan, lambat laun kita akan kehilangannya. Keinginan untuk menjadi pusat perhatian membuat kita saling bersaing. Padahal berkuasa adalah kesempatan untuk diamati secara dekat. Dan, tentu saja pengamatan ini mengijinkan sedikit sekali kesalahan. Tujuan dari tulisan ini adalah bukan hanya untuk membantu pembaca mempertahankan kekuasaan setelah memilikinya, namun juga bagaimana kita bisa berdamai dengan evolusi pengaruh dalam organisasi
kita sendiri.



Waktu Berubah, Orang Tidak.

Untuk menghindari kehilangan kekuasaan, kita perlu peka terhadap perubahan yang halus dalam lingkungan dan mengerti bagaimana gaya tertentu, aktivitas tertentu, dan pendekatan tertentu efektif. Semua itu hanya cocok untuk tata cara dan kondisi tertentu juga. Kita perlu memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan sikap kita dan berakomodasi dengan realitas baru. Bahkan, kita harus berani meninggalkan kebiasaan lama.

Orang yang memiliki kekuasaan jarang ditentang atau diberi kabar buruk. Jika mereka ditentang, mereka cenderung untuk menolak informasi yang tidak cocok. Setelah mengembangkan ketrampilan tertentu dengan satu cara tertentu, mereka tidak selalu trampil dalam mencari pendekatan alternatif. Tidak mengherankan
jika kemudian perubahan situasi seringkali menghasilkan sebuah dinamika yang mengakibatkan mereka yang memegang kekuasaan akan kehilangan kekuasaan itu sendiri.



Mudah didapat, mudah hilang.

Orang yang mendapatkan kedudukan yang kuat tanpa harus bekerja keras, tanpa pengalaman dalam mendapatkan dan memegang kekuasaan seringkali kehilangan kekuasaan itu karena kurangnya wawasan akan dinamikanya. Meskipun kelihatannya seperti nasib baik memperoleh kedudukan tinggi secara tiba-tiba, namun nasib baik itu kadang-kadang hanya sebentar saja.

Dalam mendapatkan suatu pekerjaan, anda harus mengembangkan jaringan hubungan dan menyerap banyak pengetahuan tentang lembaga-lembaga yang ada dalam organisasi. Hal ini tidak didapat oleh orang luar. Itulah mengapa banyak enterprenur yang memulai organisasi seringkali disingkirkan dari organisasinya saat mereka tumbuh dan berkembang. Pada saat mulai, mereka mulai pada tingkat yang paling puncak, dan seringkali kurang peka terhadap nuansa hubungan kekuasaan yang mengancam mereka kemudian.

Maka jika seseorang menawarkan pada anda suatu pekerjaan yang memberikan banyak kekuasaan daripada yang anda harapkan, anda harus menanyakan motif mereka, dan apa yang tersembunyi di balik semua itu. Anda tetap perlu mengetahui bagaimana hubungan kekuasaan dalam organisasi tersebut agar anda bisa menjalankan agenda anda. Selain itu, janganlah anda mengasumsikan bahwa kedudukan formal dapat dipertahankan dalam waktu lama. Kekuasaan dapat memiliki banyak sumber, tetapi kedudukan yang tersedia hanya satu. Bila anda mendapatkan kedudukan, maka rencanakan kelangsungan jangka panjangnya dengan
membangun sumber kekuasaan yang lain. Jangan pernah percaya bahwa kedudukan itu sendiri memberikan jaminan daripada yang sesungguhnya.



Kesombongan, Keistimewaan, dan Kesabaran.

Kekuasaan bisa hilang karena setelah mendapatkan kekuasaan, seseorang tergoda untuk segera mengambil keuntungan dari kedudukan itu. Orang kadang-kadang bersikap sombong dan lupa bahwa otoritas yang ada pada dirinya diperoleh dari pemberi kekuasaan. Sikap pribadi yang keliru, berupa, kesombongan, penggunaan hak-hak istimewa, dan kurangnya kesabaran seringkali mengakibatkan kejatuhan mereka yang berkuasa.

Bersikap sombong adalah berpikir bahwa anda selalu benar, dan menempatkan diri anda di atas terpisah dari yang lain sehingga anda akan kehilangan dukungan mereka. Jangan sekali-kali kesombongan dan kebanggaan akan kekuasaan membuat anda meremehkan bahkan menghina lawan anda. Gunakan waktu dan tenaga anda untuk bekerja dan merencanakan tindakan yang baik. Bila anda mulai meremehkan lawan, anda akan kalah. Kekuasaan juga dapat hilang karena anda kurang sabar, berusaha melakukan terlalu banyak, terlalu cepat dan
serakah dalam mengambil kesempatan, serta terburu-buru meraih kemenangan.

Pahamilah bahwa organisasi membutuhkan saling ketergantungan. Meskipun anda berkuasa dan memiliki kedudukan penting, ketergantungan pada orang lain tetap ada. Sungguh menggoda untuk bersikap tamak akan kekuasaan yang diperoleh dengan susah payah dan menerima imbalan dari usaha anda. Tetapi
dengan berusaha mendapatkan keuntungan terlalu besar dan terlalu awal maka kekuasaan anda akan runtuh.



Lewatnya Waktu.

Menjadi tua adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Hal ini jelas sekali, tak peduli bagaimana kaya, populer, dan cerdasnya kita, kita akhirnya kehilangan kekuasaan karena pensiun. Memang, secara psikologis, sulit sekali melepaskan sesuatu yang telah kita raih setelah kita bekerja keras untuk mendapatkan kedudukan dan persyaratannya. Memang ada beberapa perkecualian.
Ada beberapa orang yang tetap saja berkuasa meski telah melewati usia pensiunnya, namun hal ini jarang sekali. Kita pun tak bisa berharap kita akan memilikinya.

Cara terbaik untuk menghadapi hilangnya kekuasaan karena soal waktu adalah dengan melembagakan proses itu. Kita semestinya mulai menentukan masa jabatan dan mekanisme suksesi wajib. Dengan demikian kita mengurangi noda yang muncul akibat kehilangan kekuasaan dan menjadikan pergantian kekuasaan sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja. Degan demikian kita bisa menghindari trauma, baik bagi pribadi maupun organisasi.

Jadi yang kita sampaikan dalam tulisan ini adalah bagaimana kita bisa menghindari kehilangan kekuasaan terlalu dini dan bagaimana meninggalkannya dengan baik. Dengan mengerti peran kita dalam organisasi, kita akan lebih mudah mencapai kedua tujuan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar