Selasa, 08 Desember 2009

Anggapan Tentang Pemimpin

Anggapan Tentang Pemimpin

Bukan rahasia lagi, kalau selama ini banyak orang yang memimpikan suatu saat dirinya bisa menjadi seorang pemimpin atau bos. Nggak perlu jauh-jauh mimpi jadi pemimpin negara, bisa jadi pemimpin di dalam organisasi atau divisi yang digeluti sudah merupakan suatu kehormatan. Karena selama ini seorang pemimpin memang dianggap sebagai orang yang paling berperan dalam menentukan jalannya suatu organisasi, divisi, atau perusahaan.

Selain itu banyak orang membayangkan bahwa dengan duduk di kursi kepemimpinan akan mendapatkan fasilitas dan kompensasi yang lebih baik dari sebelumnya. Tetapi apakah benar, bahwa jadi pemimpin itu selalu enak? Benarkah semua orang memimpikan jadi pemimpin? Lalu apakah pemimpin selalu menentukan hidup matinya suatu organisasi atau perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar pemimpin, coba deh simak apa kata Gareth Jones dan Robert Goffee dalam Harvard Business Review di bawah ini:

Tidak semua orang mau jadi pemimpin
Banyak eksekutif yang tidak memiliki pengetahuan memadai tentang kepemimpinan dan faktor-faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Biasanya, walau orang lain menganggap mereka pantas jadi pemimpin, tetapi mereka tidak tertarik. Bahkan sebagian orang menolak tanggung jawab sebagai pemimpin walaupun berbakat dan berpotensi menjadi pemimpin. Mereka yang termasuk dalam kategori ini selain kurang pede dengan jabatan tersebut, juga merasa cukup nyaman dengan hanya menjadi pegawai biasa. Sebagian lagi menolak jadi pemimpin untuk menghindari tanggung jawab yang lebih kompleks.

Pemimpin tidak selalu menentukan keberhasilan organisasi
Pada kenyataannya, untuk mencapai keberhasilan di dalam organisasi, pemimpin sangat membutuhkan orang lain, anak buah dan staf. Tanpa dukungan, bantuan dan kerjasama orang lain mustahil pemimpin dapat menggiring organisasi meraih kemajuan. Hanya saja, keputusan-keputusan penting memang sepenuhnya ada di tangan pemimpin. Tetapi dalam mengambil keputusan, sebelumnya pemimpin tetap melibatkan pendapat anak buah.

Pemimpin tidak selalu pembimbing yang handal
Tidak semua pemimpin bisa menjadi pembimbing bagi anak buahnya loh. Bahkan banyak pemimpin yang mengandalkan anak buahnya yang cerdas untuk membimbing anak buahnya yang lain untuk urusan pekerjaan. Terlebih umumnya seorang pemimpin memiliki keterbatasan waktu sehingga nggak sempat lagi membimbing anak buahnya. Lagipula fenomena umum yang ada belakangan ini, banyak pemimpin yang lebih suka kalau anak buahnya kreatif dan mandiri tanpa tergantung oleh bimbingan dan instruksinya. Tentu saja sejauh tidak melenceng dari koridor organisasi.

Pemimpin tidak selalu mendapatkan fasilitas yang lebih baik dari sebelumnya
Hal ini tentu tergantung dari kondisi perusahaan dan organisasi dimana anda berkecimpung. Jika organisasi anda cukup kecil, bisa jadi apa yang anda peroleh saat menjadi pemimpin dan sebelumnya sama saja. Bahkan kalau perlu andalah yang berusaha untuk meningkatkan fasilitas anak buah dan anda sendiri setelah menjadi pemimpin.

Nah bagaimana dengan anda sendiri? Apa yang ada di kepala anda saat mendengar kata 'pemimpin'? Dan apakah anda terobsesi menjadi pemimpin? Tapi apapun anggapannya, menjadi pemimpin tetaplah suatu amanat. Pemimpin tetaplah posisi terhormat dalam organisasi. So, anda yang mau jadi pemimpin, udah siap lah ya dengan segala tanggung jawab dan resiko yang akan anda hadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar