Selasa, 08 Desember 2009

Kepemimpinan pelayan

Kepemimpinan pelayan adalah sebuah konsep kepemimpinan etis yang
diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf mula-mula pada tahun 1970. Robert K. Greenleaf sendiri menghabiskan sebagian besar kariernya di bidang penelitian manajemen, pengembangan dan pendidikan di AT&T selama 40 tahun. Kemudian, selama 25 tahun ia bekerja sebagai konsultan penting bagi sejumlah organisasi besar, seperti Universitas Ohio, MIT, Ford Foundation. Pada tahun1964 ia mendirikan Center for Applied Ethics yang berganti nama menjadi
Robert K. Greenleaf pada tahun 1985 di Indianapolis, Indiana.
Konsep kepemimpinan pelayan ini secara evolusioner mengubah pendekatan kepemimpinan yang bersifat organik dan pribadi. Pada akhir abad dua puluh ini, kita melihat mode otokratis dan hierarkis kepemimpinan yang tradisional perlahan-lahan bergerak menuju model yang lebih baru, yang berusaha secara simultan meningkatkan pertumbuhan pekerja dan memperbaiki mutu serta
kepedulian banyak organisasi melalui perpaduan kerjasama tim dan masyarakat, keterlibatan pribadi dalam pembuatan keputusan, serta perilaku etis dan
kepedulian. Cara pendekatan kepada kepemimpinan dan pelayanan yang baru ini disebut “kepemimpinan pelayan".

Kata pelayan dan pemimpin biasanya dianggap sebagai dua kata yang saling
berlawanan. Bila dua kata yang berlawanan disatukan dengan cara kreatif dan
bermakna, maka timbul satu paradoks. Menurut Greenleaf, pemimpin besar
mula-mula harus melayani orang lain. Ini adalah kenyataan sederhana yang
merupakan inti kebesarannya. Kepemimpinan sejati timbul dari mereka yang
motivasi utamanya adalah keinginan menolong orang lain. Dengan demikian,
kepemimpinan, menurut Greenleaf, haruslah menempatkan satu model pelayanan
bagi orang lain, sebuah cara pendekatan holistik kepada pekerjaan, rasa
kemasyarakatan, dan kekuasaan pembuatan keputusan yang dibagi bersama.
Siapakah pemimpin-pelayan itu? Dalam bukunya “The Servant as Leader",
Greenleaf menulis: “Ini dimulai dengan perasaan alami bahwa orang ingin
melayani, melayani lebih dulu. Kemudian pilihan sadar membawa orang untuk
berkeinginan memimpin. Perbedaan ini memanifestasikan diri dalam kepedulian
yang diambil oleh pelayan - yang mula-mula memastikan bahwa kebutuhan
prioritas tertinggi orang lain adalah dilayani. Ujian yang terbaik adalah:
Apakah mereka yang dilayani tumbuh sebagai pribadi, atau apakah mereka,
sementara dilayani, menjadi lebih sehat, lebih bijaksana, lebih bebas, lebih
mandiri, dan lebih memungkinkan diri mereka menjadi pelayan?
Sebagaimana dinyatakan di atas, bahwa konsep kepemimpinan pelayan adalah
konsep yang mengubah pendekatan kepemimpinan secara evolusioner dan pribadi,
maka konsep ini bukanlah perbaikan cepat atas persoalan-persoalan
kepemimpinan. Kepemimpinan pelayan adalah cara pendekatan berjangka panjang
yang memberikan perubahan pada kehidupan dan kerja.
Ada sepuluh ciri khas penting mengenai kepemimpinan pelayan, sebagaimana
hasil studi Larry Spears atas tulisan-tulisan Greenleaf, yaitu:
1–Mendengarkan.
Pemimpin pelayan mengembangkan kemampuan dan komitmen untuk mengenali serta
memahami secara jelas kata-kata orang lain. Mereka berusaha mendengarkan
secara tanggap apa yang dikatakan dan tidak dikatakan. Mendengarkan juga
melampaui upaya memahami suara batinnya sendiri, serta berusaha memahami apa
yang dikomunikasikan oleh tubuh, jiwa, dan pikiran. Mendengarkan, dipadukan
dengan perenungan yang teratur, mutlak penting bagi pertumbuhan pemimpin
pelayan.
2–Empati.
Pemimpin pelayan berusaha keras memahami dan memberikan empati kepada orang
lain. Orang perlu diterima dan diakui untuk jiwa mereka yang unik. Mereka
akan menunjukkan itikad dan kerja baik jika diakui sebagai manusia. Pemimpin
pelayan paling berhasil adalah mereka yang menjadi pendengar ahli penuh
empati.
3–Menyembuhkan.
Salah satu kekuatan besar kepemimpinan pelayan adalah kemungkinan untuk
menyembuhkan diri sendiri dan orang lain. Banyak orang yang patah semangat
dan menderita akibat rasa sakit emosional. Maka belajar untuk menyembuhkan
merupakan daya yang kuat untuk perubahan dan integrasi. Pemimpin pelayan
mengakui bahwa mereka mempunyai kesempatan untuk membantu pemberian
kesehatan bagi orang-orang yang berhubungan dengan mereka.
4–Kesadaran.
Kesadaran, terutama kesadaran diri, memperkuat pemimpin pelayan. Kesadaran
membantu memahami persoalan yang melibatkan etika dan nilai-nilai. Ini
memungkinkan orang bisa melihat persoalan-persoalan dari posisi yang lebih
terintegrasi. Menurut Greenleaf, “Pemimpin pelayan senantiasa memiliki
ketenangan batinnya sendiri.”
5–Persuasif.
Ciri khas pemimpin pelayan lainnya adalah mengandalkan kemampuan membujuk,
bukannya wewenang karena kedudukan, dalam membuat keputusan di dalam
organisasi. Pemimpin pelayan berusaha meyakinkan orang lain, bukannya
memaksakan kepatuhan. Ini merupakan ciri pembeda antara model wewenang
tradisional dan model kepemimpinan pelayan. Kepemimpinan pelayan efektif
dalam membangun konsensus kelompok.
6–Konseptualisasi.
Pemimpin pelayan berusaha menjaga kemampuan mereka untuk melihat suatu
masalah dari perspektif yang melampaui realita dari hari ke hari. Banyak
orang yang disibukkan oleh kebutuhan untuk meraih tujuan operasional jangka
pendek. Pemimpin pelayan harus meregangkan pemikirannya hingga mencakup
pemikiran konseptual yang mempunyai landasan yang lebih luas. Ini berarti
pemimpin pelayan harus mengusahakan keseimbangan yang rumit antara
konseptualisasi dan fokus operasional sehari-hari.
7–Kemampuan meramalkan.
Kemampuan untuk memperhitungkan sebelumnya, atau meramalkan hasil satu
situasi sulit didefinsikan, tetapi mudah dikenali. Orang mengetahuinya bila
mereka melihatnya. Kemampuan meramalkan adalah ciri khas yang memungkinkan
pemimpin pelayan bisa memahami pelajaran dari masa lalu, realita masa
sekarang, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa datang. Ini
menanamkan akarnya sampai jauh ke wilayah intuitif. Ini juga berarti ciri
khas ini merupakan bawaan sejak lahirnya pemimpin tersebut.
8–Kemampuan melayani.
Melayani, atau stewardship, menurut Peter Block, adalah “memegang sesuatu
dengan kepercayaan kepada orang lain.” Kepemimpinan pelayan haruslah
mempunyai kemampuan untuk melayani, dan terutama komitmen untuk melayani
kebutuhan orang lain. Ini juga menekankan penggunaan keterbukaan dan
bujukan, bukannya pengendalian. Menurut Greenleaf, semua apa yang ada dalam
sebuah organisasi memainkan peranan penting dalam menjalankan organisasi
tersebut dengan kepercayaan kepada kebaikan masyarakat yang lebih besar.
9–Komitmen pada pertumbuhan manusia.
Pemimpin pelayan berkeyakinan bahwa manusia mempunyai nilai intrinsik
melampaui sumbangan nyata mereka sebagai pekerja. Dalam hal ini, pemimpin
pelayan sangat berkomitmen terhadap pertumbuhan pribadi, profesional, dan
spiritual setiap individu dalam organisasi itu.
10–Membangun masyarakat.
Pemimpin pelayan berusaha mengenali satu sarana untuk membangun masyarakat
di kalangan mereka yang bekerja dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan
pelayan menyatakan bahwa masyarakat yang sesungguhnya bisa diciptakan di
kalangan mereka yang bekerja dalam bisnis dan lembaga lainnya. Yang
diperlukan untuk membangun kembali masyarakat sebagai bentuk kehidupan yang
bisa dihayati bagi jumlah besar orang adlaah sejumlah cukup pemimpin pelayan
yang menunjukkan jalan, bukan dengan gerakan masal, melainkan dengan cara
setiap pemimpin pelayan memperlihatkan kemampuan yang tidak terbatas untuk
kelompok spesifik yang berhubungan dengan masyarakat. (220801)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar