Selasa, 08 Desember 2009

SEPULUH KESALAHAN MANAGER DAN BAGAIMANA MENGHINDARINYA

SEPULUH KESALAHAN MANAGER DAN BAGAIMANA MENGHINDARINYA
Wolf J. Rinke, PhD, CSP


10--Tidak mempercayai karyawan.

Jika anda terus-menerus tidak mempercayai karyawan, anda hanya benar
sebanyak 3% saja. Namun jika anda selalu mempercayai karyawan anda, sampai
terbukti bahwa anda keliru, maka anda menghabiskan waktu anda sebanyak 97%
untuk melakukan hal yang benar. Maka mengapa kita tidak melakukan hal yang
benar saja? Mempercayai karyawan akan memberikan hasil yang luar biasa
positif bagi organisasi anda.

9--Menghabiskan terlalu banyak waktu di kantor.

Dalam sebuah seminar, saya bertanya pada para manager: berapa di antara anda
yang tak mempunyai masalah? Tentu saja, tak ada yang mengangkat tangan.
Kemudian saya bertanya lagi: kepada siapa anda mencari jawaban? Jika anda
menjawab: kepada customer dan karyawan, anda benar. Maka, mengapa anda lebih
banyak menghabiskan waktu di kantor anda sendiri? Anda takkan mendapatkan
jawaban apa-apa jika anda berdiam di kantor anda. Untuk mendapatkan jawaban
atas persoalan, anda harus menghabiskan waktu setidaknya 66% untuk
mempraktekkan management by walking around.

8--Memuaskan customer.

Jika anda berusaha memuaskan customer, anda akan segera terlempar dari
bisnis anda. Mengapa? Karena hanya dengan melampaui harapan customerlah,
customer akan mengingat anda dan perusahaan. Jika tidak, mereka akan
melupakan anda dan tidak akan mempertimbangkan anda lagi. Mereka akan
memilih produsen lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

7--Mencari-cari kesalahan karyawan.

Mungkin anda akan protes, bukankah ini adalah tugas manager? Memang benar,
tapi jika anda berasal dari generasi tua manajemen, dan jika anda ingin
merusak efektivitas anda sendiri. Alasannya: anda sebagai manajer semestinya
tahu bahwa harapan-harapan anda baru akan tercapai dalam jangka waktu
panjang. Jika anda ingin menyuntikkan energi tinggi dalam organisasi,
semestinya anda memusatkan energi anda untuk memergoki karyawan melakukan
hal yang benar. Maka, anda melakukan manajemen dengan penghargaan, bukan
dengan perkecualian.

6--Menghabiskan banyak waktu dengan si biang kerok.

Coba perhatikan agenda anda selama beberapa hari ini. Jika anda menghabiskan
waktu dengan si biang kerok perusahaan lebih dari 5% waktu anda, maka anda
menyia-nyiakan waktu anda sana. Anda mendapatkan apa yang anda perhatikan.
Jika anda hanya memperhatikan si biang kerok, anda akan mendapatkan biang
kerok. Jika anda menghendaki kinerja perusahaan yang tinggi dan positif,
anda harus menghabiskan sebagian besar waktu anda dengan orang-orang yang
mampu mewujudkan hal tersebut.

5--Tidak banyak melakukan pelatihan dan pengembangan SDM.

Riset mengatakan bahwa perusahaan yang berkinerja tinggi justru
mengalokasikan investasi mereka sebanyak3,5-5% untuk pengembangan sumber
daya manusianya, melalui pendidikan dan pelatihan. Sebenarnya tidak ada hal
yang ajaib dalam hal ini. Jika anda ingin perusahaan anda berjalan lebih
baik, anda harus memiliki karyawan yang lebih baik pula.

4--Menumpuk-numpuk kekuasaan.

Jika anda ingin meningkatkan kekuasaan anda, anda justru harus menguasai
seni membagi-bagikannya. Jika anda tidak berkenan membagikan kekuasaan, anda
tidak memberi kesempatan orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Artikel di
Wall Street Journal tahun 1997, menunjukkan bahwa 30% karyawan merasa bahwa
minat mereka diabaikan oleh manajer yang berkuasa mengambil keputusan yang
mempengaruhi mereka. Angka ini melonjak dibanding tahun 1996, sebesar 25%.
Ingat-ingatlah selalu untuk menekan pengambilan keputusan hingga ke level
yang paling bawah.

3--Downsizing.

Kebanyakan manajer menyukai downsizing, alias penciutan organisasi. Mengapa,
karena tampaknya inilah cara paling cepat untuk menaikkan laba perusahaan.
Dengan demikian, manajer akan mendapatkan bonus lebih bsar. Aha! Melakukan
penciutan untuk mendapatkan bonus? Riset menunjukkan bahwa dalam jangka
panjang, perusahaan yang melakukan downsizing justru lebih tidak profitable.
Study selama tujuh tahun yang dilakukan oleh Universitas Colorado
membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan downsizing bisa melipatgandakan
pendapatan selama 3 tahun. Tetapi, perusahaan sejenis yang tidak melakukan
downsizing justru meng-empat lipat gandakan pendapatan mereka dalam periode
yang sama. Intinya: perusahaan anda meraih competitive advantage melalui
orang, bukan dengan mengusir mereka dari organisasi.

2--Membuat kerja tampak berat.

Apakah anda suka bersenang-senang? Tentu saja! Jadi, mengapa banyak manajer
yang menjadikan pekerjaan sedemikian berat dan menyakitkan untuk dikerjakan.
Lihat saja survey yang mengatakan bahwa 25% karyawan Amerika Serikat
membenci pekerjaan mereka, 56% dengan terpaksa menerima pekerjaan mereka,
dan hanya 19% yang mencintainya. Anda akan mencapai kinerja yang luar biasa
melalui orang-orang yang biasa saja hanya dengan menjadikan pekerjaan tampak
menyenangkan.

1--Memberi reward yang sama kepada setiap orang.

Kebodohan nomer satu yang dilakukan manajer adalah memberikan reward yang
sama kepada setiap orang. Hal ini melanggar prinsip terutama dari manajemen:
reward harus sesuai dengan kinerja. Jika anda melakukan prinsip ini, anda
punya peluang untuk membentuk perusahaan sebagaimana yang anda inginkan.
Maka, lihat lagi bagaimana rewarding system anda, lalu pastikan bahwa
anggota team yang paling positif, energetik dan berkinerja tinggilah yang
mendapatkan reward dan penghargaan yang paling baik dan paling tulus,
dibanding sang biang kerok perusahaan anda.

Itulah 10 kesalahan dan kebodohan yang harus anda hindari jika anda ingin
membangun organisasi yang lebih produktif dan positif. (23042002_

(Disadur dari: Wolf J. Rinke, PhD, CSP, Top 10 Stupidest Mistakes Managers
Make and How to Avoid Them)

Yang Harus Anda Lakukan Setelah Cuti

Yang Harus Anda Lakukan Setelah Cuti

Selama ini cuti diyakini dapat men-charge batere otak anda, setelah beberapa lama suntuk bekerja. Makanya banyak karyawan yang tidak menyia-nyiakan mengambil jatah cuti. Tapi jangan mentang-mentang keasyikan cuti, anda malah lupa sama tugas-tugas di kantor. Jangan lupa, setelah cuti anda harus segera menunaikan tugas-tugas seperti halnya sebelum cuti.

Karena itu begitu masa cuti berakhir, persiapkan diri anda untuk menyambut hari-hari yang penuh gairah di kantor. Berikut ini merupakan beberapa tips untuk menyambut hari pertama setelah cuti:

Temui atasan
Hari pertama di kantor setelah cuti, jangan langsung berkutat daengan komputer dan meja kerja anda. Temui atasan anda terlebih dahulu. Sadarilah, bahwa atasan anda adalah orang yang paling mengharapkan kehadiran anda untuk segera kembali bekerja dan menyelesaikan tugas-tugas kantor. Bicarakan dengan atasan apa-apa yang terjadi selama anda cuti. Tanyakan apa yang harus segera anda lakukan untuk membantunya.

Semangat baru
Jadikan hari pertama anda kembali ke kantor sebagai awal dari semangat dan komitmen baru. Karena cuti, seberapapun singkatnya semestinya dapat memperkaya wawasan dan memberi refleksi bagi perkembangan dan potensi diri anda. Jadikan hal ini sebagai momentum untuk memantapkan komitmen yang lebih baik pada pekerjaan anda. Anda harus mampu menjadikan saat ini sebagai saat yang paling tepat untuk berubah menjadi lebih baik.

Berbicaralah dengan rekan sekerja
Tanyakan perkembangan kantor selama anda cuti kepada rekan-rekan sekerja anda. Kumpulkan informasi, data, dan peristiwa yang perlu anda ketahui selama anda tidak di kantor. Hal ini penting bagi anda untuk menyusun jadwal dan prioritas pekerjaan. Namun jangan habiskan seluruh hari pertama anda dengan asyik bicara dan ngerumpi dengan rekan-rekan sekerja. Kangen sih boleh, tapi ingat anda harus segera kembali bekerja.

Periksa pesan-pesan yang masuk
Periksa surat-surat, memo, email, yang masuk ke meja kerja anda. Segera balas pesan-pesan yang penting dan mendesak yang harus anda tangani sendiri. Sedangkan pesan-pesan yang tidak harus anda tangani sendiri bisa Anda teruskan pada orang lain. Sadari pula bahwa selama anda cuti mungkin banyak pekerjaan yang terhenti di meja anda. Tugas anda adalah memperlancar arus pekerjaan itu dengan menanggapi dengan segera atau mendelegasikan pada staf anda.

Hubungi kolega dan mitra usaha
Hubungi kolega dan mitra bisnis yang harus mengetahui keberadaan anda sekarang. Hal ini akan memperlancar kembali proses bisnis yang mungkin sempat terhenti selama anda cuti. Bila anda tidak bisa menghubungi secara langsung, tinggalkan pesan lewat email atau lewat sekretarisnya. Ini menunjukkan bahwa anda siap untuk berbisnis kembali.

Evaluasi jadwal kerja anda
Tugas penting anda sekembali dari cuti panjang adalah segera menyesuaikan diri dengan irama kerja kantor. Jangan terhanyut oleh suasana cuti panjang anda kemarin. Mungkin anda butuh waktu untuk menyesuaikan diri pada hari pertama. Namun bisnis tidak bisa menunggu. Anda harus segera mengatur pekerjaan dan jadwalkan pertemuan dengan orang-orang penting yang akan membuka peluang bagi majunya bisnis anda.

Nah, anda yang saat ini tengah cuti dan masa cuti anda segera berakhir, persiapkan diri anda sebaik-baiknya untuk kembali ke kantor. Jangan sampai indahnya masa cuti justru membuat anda malas kembali ke kantor. Karena sudah semestinya cuti dapat meningkatkan gairah dan menambah semangat kerja anda.

Ungkapkan Kelemahan Dengan Cerdas

Ungkapkan Kelemahan Dengan Cerdas

Membicarakan kekurangan diri sendiri memang jauh lebih sulit ketimbang membicarakan kelemahan orang lain. Makanya, bisa dimaklumi jika anda bingung ketika diminta mengungkapkan kelemahan diri dalam wawancara kerja. Mungkin anda berpikir, jika membicarakan kekurangan diri hanya akan merugikan diri sendiri. Lalu bagaimana sebaiknya menjelaskan kelemahan diri sendiri?

Mengungkapkan dan menjelaskan kelemahan diri sendiri tidak selalu merugikan. Asal anda bisa mengemas pembicaraan dalam nuansa yang positif, kelemahan yang anda ungkapkan bisa jadi menarik simpati pewawancara. Ingat, jangan pernah berbohong dengan mengatakan, "Saya tidak punya satu kelemahan pun..". Ucapan semacam ini jelas-jelas salah. Karena siapapun di dunia ini, nggak ada yang sempurna. Lagipula ucapan tersebut terkesan sangat arogan. Ingat, kelemahan yang paling fatal justru jika anda tidak menyadari kelemahan diri sendiri.

So, jika anda diminta mengungkapkan kelemahan, ungkapkan dengan jelas. Tapi tentu saja anda harus pandai-pandai memilah mana kelemahan yang bisa menjadi kekuatan dan mana kelemahan yang tidak perlu diungkapkan. Kelemahan seperti pemarah, pemalas, dan manja adalah kelemahan yang tidak perlu diungkapkan. Lalu kelemahan apa dong yang bisa jadi kekuatan?

Di bawah ini beberapa contoh kelemahan yang dapat menjadi kekuatan:
-"Kalau bekerja saya seringkali lupa waktu. Bahkan kalau lagi asyik kerja, saya juga suka lupa makan siang."
-"Saya kelewat tegas terhadap diri sendiri, sehingga saya tidak bisa memaafkan jika saya melakukan kesalahan."
-"Saya memang bukan orang yang mengetahui dan menguasai segala bidang. Tetapi saya orang yang selalu ingin belajar. Saya bisa belajar dengan cepat untuk menguasai bidang tertentu.."

Jika anda dapat memformulasikan kalimat dengan tepat, si pewawancara dapat mendeteksi arah pembicaraan anda. Ia dengan mudah akan mengetahui kelebihan di balik kekurangan yang anda sebutkan. Jangan lupa setelah mengungkapkan kelemahan, sertai dengan ucapan "Saya bukan orang yang tertutup oleh perubahan. Menyadari kelemahan ini saya bisa merubahnya ke arah yang lebih baik".

Kecerdasan anda mengelola kalimat dalam membicarakan kelemahan merupakan point tersendiri bagi anda. Pada intinya apapun kelemahan anda, ungkapkan secara positif sekaligus cerdas. Karena pada dasarnya, pertanyaan tentang kelemahan diri, bukan semata-mata untuk mengetahui hal-hal negatif tentang anda tetapi untuk mengetahui pandangan dan penilaian anda terhadap diri sendiri. Nah, biarpun mengungkapkan kelemahan, buatlah agar pewawancara berpikir seribu kali untuk menolak anda. Selamat wawancara...!

TIPS MENYAJIKAN IDE PADA MANAJEMEN

SmartWork:
TIPS MENYAJIKAN IDE PADA MANAJEMEN
(Lana J. Chandler, Presenting Your Ideas to Management, Office Hours, Issue No.392)

Pernahkah anda mempunyai ide cemerlang tetapi tak punya cukup nyali untuk
mengajukannya pada manajemen? Mungkin anda berpikir, "Toh, tak ada yang mau
menghiraukannya." Jangan berkecil hati dan meremehkan kemampuan anda untuk
menyampaikan ide anda pada manajemen. Banyak ide-ide penting dari karyawan yang
menyumbangkan efisiensi dan keuntungan bagi perusahaan. Bagaimana pun ide itu
tak bermanfaat apa-apa jika anda hanya menyimpannya sendiri. Bila anda ingin
ide anda menjadi kenyataan, anda membutuhkan persetujuan manajemen. Berikut
beberapa tips agar anda mendapatkan respon yang positif dari para pembuat
keputusan di perusahaan.

1--Taati garis komando organisasi anda.

Pertama kali, bicarakan ide itu pada atasan langsung anda. Meskipun atasan anda
tak mempunyai wewenang untuk memutuskan ide anda, ia bisa memberikan petunjuk
bagaimana anda memulai ide tersebut. Selain itu, atasan anda biasanya tahu apa-
apa yang harus anda lakukan untuk mewujudkan ide anda itu.

2--Mintalah waktu untuk bertemu.

Jadwalkan rapat dengan atasan anda. Biarkan atasan anda menentukan waktu yang
dikehendakinya, meskipun itu berarti anda harus pulang terlambat atau datang
lebih pagi.

3--Siapkan bahan-bahan pendukung ide anda.

Pelajari problem yang sedang anda sampaikan dengan teliti. Temukan keuntungan-
keuntungan apa yang dapat diraih oleh perusahaan dari usulan anda. Keuntungan
itu dapat berupa sesuatu yang berujud maupun tidak. Tentukan hambatan-hambatan
dan bagaimana anda bisa mengatasinya. Persiapkan diri anda dengan pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin diajukan, maka anda akan dapat menanggapinya dengan
lebih baik, dan tidak tampak canggung atau gelisah.

4--Jagalah sikap positif dan kesediaan untuk membantu.

Tanamkan kepercayaan diri, tetapi jangan agresif. Hidnari pernyataan-pernyataan
yang negatif atau memaksa, seperti, "Ini adalah cara terbaik untu..." atau
"Anda harus..." Jangan pernah mengatakan sesuatu yang buruk dari apa yang ada
sekarang. Mungkin saja apa yang anda buruk-burukkan adalah ide atasan anda
sendiri.

5--Sajikan ide anda secara verbal dan tertulis.

Jelaskan persoalan yang anda temukan, ide pemecahan anda, dan rencana
penerapannya beserta biaya-biaya. Gunakan grafik dan alat bantu lain bila
diperlukan. Sampaikan presentasi anda secara verbal dan edarkan "hand-out". Ini
memungkinkan atasan anda dan para pengambil keputusan lain untuk mereview
informasi dengan nyaman.

6--Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan jelas.

Jika ide anda mudah dimengerti, anda tak perlu berpanjang lebar menjawab
pertanyaan. Lagipula, lebih kecil kemungkinan anda ditolak. Orang-orang yang
sulit menerima ide anda biasanya tidak mengerti apa yang ingin anda sampaikan.

7--Tawarkan pemecahan.

Hanya mengutarakan, "Departemen kita butuh prosedur yang lebih cepat untuk
mengatasi persoalan ini" tidaklah cukup baik. Pemecahan menunjukkan bagaimana
anda melakukan inovasi. Meskipun atasan anda menolak ide anda, mereka tetap
akan melihat bahwa anda mempunyai sebuah idea.

8--Percayalah pada ide anda.

Anda harus menunjukkan sikap antusias pada usulan anda sendiri untuk
mendapatkan dukungan dari pihak lain. Hindari kalimat seperti, "Ini ide sepele
saja, tetapi..." atau "Mungkin anda takkan suka ide ini, tetapi..."

9--Terbukalah pada ide-ide orang lain.

Para pengambil keputusan mungkin menawarkan perubahan atau penambahan pada ide-
ide anda. Bersikaplah positid dan berpikiran terbuka bila mereka mulai mengutak-
atik ide anda. Seringkali pemecahan yang terbaik didapat dari kombinasi
berbagai usaha orang lain.

10--Berikan penghargaan.

Berikan penghargaan pada kolega atau bawahan yang telah membantu anda
mengembangkan ide ini, atau mereka yang menyediakan bahan-bahan pendukung.
Dengan membagi penghargaan, anda memudahkan tim kerja dan menyemangati bawahan
anda untuk melaksanakan dengan antusias bila ide itu disetujui.

11--Terimalah penolakan.

Mungkin saja manajemen menolak ide anda. Jangan marah atau memasukkan itu ke
dalam hati bila ide anda ditolak. Yan paling penting, jangan biarkan penolakan
itu membuat anda tidak berani mengajukan usulan lain.

Hanya karena sebuah pekerjaan telah dikerjakan dengan cara yang sama selama
bertahun-tahun, bukan berarti proses tersebut tidak bisa diperbaiki. Ambillah
waktu dan inisiatif untuk mengajukan pendekatan segar yang dapat melicinkan
karier anda. Anda pun akan dikenal sebagai karyawan yang peduli untuk membantu
pertumbuhan dan keuntungan perusahaan.

TIPS MENGATASI KECANDUAN KERJA (WORKAHOLIC)

TIPS MENGATASI KECANDUAN KERJA (WORKAHOLIC)
-Rekan-Kantor.com-

Editor: Berikut adalah artikel yang dikirim oleh rekan Aldin
(aldin@m......com) berjudul "12 Langkah untuk membebaskan diri dari
pekerjaan yang menumpuk" yang berisikan tips-tips bagaimana kita bisa
mengatasi kecanduan kerja atau Workaholic. Semoga bermanfaat.

1--Delegasikan
Ini adalah tindakan yang cukup berani bagi mereka yang workaholic. Sebab,
seorang penggila kerja biasanya takut orang lain akan mengacaukan
pekerjaannya.

2--Jaga keseimbangan dalam hidup
Penelitian menunjukan, para pekerja akan lebih produktif bila mereka punya
cukup waktu untuk berlibur, dan memiliki keseimbangan dalam hidup. Jennifer
White, penulis buku "Work Less, Work More", - menyarankan untuk sedikitnya
berlibur selama dua minggu setiap tahunnya. "Jangan bawa laptop dan ponsel
anda saat berlibur", sarannya. "Menjauhlah anda sejenak dari rutinitas
kantor untuk kembali mengenali diri anda lagi."

3--Tetapkan waktu untuk mengakhiri pekerjaan dan taati selalu
Tentukan waktu untuk mengakhiri jam kerja dalam satu hari. White selalu
mengajak anjingnya berjalan-jalan pada jam 6 sore setiap harinya. "Dengan
begitu, saya bisa mengakhiri pekerjaan dalam satu hari dan memulai kehidupan
pribadi saya," katanya.

4--Rawatlah diri anda sendiri
Olahraga, meditasi, makan teratur, istirahat yang cukup. Anda tidak dapat
membuat pilihan yang baik bila terlalu lelah. Habiskan waktu bersama teman
dan orang-orang terdekat. Semua hal ini mengenai merawat dan mengasuh
kembali diri anda sendiri. Tentukan batasan-batasan yang perlu diikuti dalam
melakukan segala sesuatunya dan pelajari cara hidup yang sehat.

5--Buat sistem pendukung
Cari orang-orang dengan kehidupan yang baik dan berpengaruh besar dalam
membentuk diri anda. Dengan begitu, anda punya model yang dapat dicontoh.
Tanyakan pada mereka apa yang baik dan sesuai untuk anda.

6--Datangi ahli terapi yang baik
Bukan yang akan membuat anda menjalani terapi sepanjang tahun, Namun
sesorang yang dapat membantu anda membuat perubahan.

7--Buatlah prioritas
Mengatur pekerjaan bukan berarti penjadwalan yang baik, namun mengenal
prioritas. Pilih enam hal yang dapat anda selesaikan dalam satu hari,
daripada membuat sebuah daftar kerja yang panjang. Lakukan enam hal tesebut,
kemudian... berhenti bekerja!

8--Buat jadwal bersama pasangan dan keluarga
Tentukan ritual yang akan anda lakukan bersama keluarga, seperti makan di
restoran favorit lalu jalan-jalan ke toko buku dan makan es krim.
Sekali-sekali anda harus bersenang-senang.

9--Ramahlah terhadap diri sendiri
Seorang workaholic kasar terhadap dirinya sendiri. Terkadang, ia mau
melakukan apa saja untuk menyenangkan atasan.

10--Jauhi semua yang bersifat racun dan merusak
Bisa berupa orang, tempat, kebiasaan, segala sesuatu yang bersifat racun
dapat merusak, termasuk - bila perlu - pekerjaan anda.

11--Lakukan tugas melayani masyarakat.
Anda dapat menjadi sukarelawan, namun lakukanlah sesuai kebutuhan.

12--Jika sesuatu terasa tidak benar, jauhi.
Banyak pencandu kerja memendam atau meragukan perasaan dan intuisi mereka
sendiri. Pelajarilah cara memahami perasaan anda sendiri.

TIPS MEMOMPA SEMANGAT BERPRESTASI

TIPS MEMOMPA SEMANGAT BERPRESTASI


Mengapa ada orang-orang yang mempunyai energi yang begitu besar untuk meraih
sesuatu? Mengapa ada orang yang penuh gairah dalam menghadapi tantangan?
Mengapa ada orang yang sangat ingin berprestasi? Terlepas dari apa motivasi
seseorang itu meraih prestasi, mereka selalu mempunyai kesamaan, yaitu,
mempunyai energi yang melimpah, berani menghadapi tantangan dan ambisi besar
untuk diwujudkan. Itu kenapa banyak pakar perilaku berpendapat bahwa
keberhasilan adalah sikap. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang
terus gigih meraih prestasi adalah kemampuannya untuk memompakan semangat
untuk berprestasi. Berikut ada beberapa tips untuk memompakan semangat
berprestasi.

1--Jadilah diri sendiri.

Kalau ambisi anda berprestasi adalah untuk mengalahkan orang lain, anda akan
segera kehabisan energi positif dalam bekerja. Dorongan yang muncul lebih
banyak bersifat negatif yang dapat mengganggu kejernihan pandangan anda.
Jangan bandingkan diri anda dengan orang lain. Kenali saja siapa diri anda,
dan jadilah diri anda sendiri. Itu jauh lebih sehat bagi kepribadian anda.

2--Menyusun visi, target, dan skedul pencapaian.

Susunlah gambaran besar yang ingin anda raih dalam di masa depan. Buatlah
sesulit mungkin, namun percayalah anda bisa mencapainya. Lalu kembangkan ke
dalam target-target jangka pendek, serta tentukan waktu kapan anda akan
meraihnya. Perjalanan sejauh ribuan kilometer dicapai dengan selangkah demi
selangkah.

3--Belajar terus, dan berusaha mempunyai keahlian khusus.

Jangan berhenti belajar, namun tak perlu mempelajari semuanya. Kenali apa
kekuatan anda untuk menjadi seorang ahli agar anda mampu menuntaskan
pekerjaan dengan hasil yang baik. Anda akan merasakan kesenangan jika anda
mampu menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya. Mempelajari semua hal memang
baik untuk menambah wawasan dan kebijakan, namun jika anda tak punya sebuah
keahlian yang menjadi keunikan diri anda sendiri, maka anda takkan tahu apa
yang ingin anda kerjakan dengan baik. Hanya karena anda ahli, anda akan
menetapkan standar yang tinggi. Sedangkan, standar tinggi adalah salah satu
kualitas dari seorang yang berprestasi.

4--Melakukan apa yang anda sukai.

Lakukan apa yang anda cintai. Ini akan menumbuhkan semangat dan kesenangan
dalam setiap pekerjaan. Anda akan temukan bahwa keberhasilan bukan sesuatu
yang ada di depan sana, namun berjalan seiring dengan apa yang anda
kerjakan.

5--Jangan menyia-nyiakan peluang.

Jangan terlalu banyak memikirkan masalah uang atau penghasilan yang anda
peroleh. Jauh lebih penting anda memperoleh tanggung jawab yang sesuai
dengan kemampuan anda. Lalu bersungguh-sungguh mengerjakannya. Pikirkan
bagaimana anda bisa memperbaiki keadaan yang ada dalam tanggung jawab anda.
Seringkali keberhasilan besar bersembunyi di balik sebuah peluang yang
kelihatannya sepele.

6--Temukan kegembiraan dalam setiap langkah.

Perhatikan anak-anak kecil belajar, mereka menunjukkan kegembiraan saat
berangkat sekolah, saat di kelas, saat beristirahat, saat pulang bahkan saat
mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Temuka kegembiraan yang sama di setiap
langkah anda. Jika anda tak menemukannya, mungkin anda berada di jalan yang
keliru. Segera renungkan kembali apa yang ingin anda raih.

7--Berbagi atas keberhasilan yang bisa diraih.

Tak apa jika anda ingin menikmati sebuah keberhasilan kecil yang bisa anda
raih. Namun, jangan semata-mata melakukannya sendiri. Bagilah dengan orang
lain. Berbagi kegembiraan justru melipatgandakan kegembiraan anda. Ucapan
selamat yang diberikan orang lain pada anda sangat efektif untuk memompa
semangat anda meraih yang lebih baik lagi.

8--Tidak bersedih atas kegagalan.

Satu hal yang sangat meruntuhkan semangat adalah kegagalan. Namun, mereka
yang mempunyai keinginan berprestasi yang tinggi, kegagalan justru memacu
mereka untuk belajar dan berusaha lebih baik lagi. Terimalah kegagalan
sebagaimana adanya. Buka kembali buku pelajaran anda, mungkin ada yang
terlewatkan. Berlatih terus dan coba lagi. Keberhasilan selalu didahului
oleh kegagalan. Itu mengapa orang bijak mengatakan, kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda. (22042002)

SASARAN-SASARAN SATU MENIT

Book Pointer: The One Minute Manager #2/5
RAHASIA 1: SASARAN-SASARAN SATU MENIT
Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D.

Rahasia pertama dari tiga rahasia menjadi manajer satu menit adalah
penetapan sasaran-sasaran satu menit. Ini adalah pondasi dari manajemen satu
menit.

Persoalan yang banyak dihadapi karyawan adalah kesulitan mereka untuk
melihat sasaran yang harus dicapai. Banyak sekali kita melihat karyawan yang
bekerja tanpa motivasi, memberikan hasil yang biasa-biasa saja, bahkan
mereka dianggap sebagai orang sulit lagi menyusahkan. Tapi tak jarang di
luar pekerjaan, mereka justru tampak sebagai seorang yang penuh keceriaan
dan menyenangkan dalam mengerjakan kegiatan-kegiatannya.

Misal: ada karyawan yang tampak menyebalkan di kantor, justru sangat
bergairah ketika bermain bowling di luar jam kantor. Mengapa? Alasannya
sederhana saja, karena mereka mampu melakukan lemparan "strike". Mengapa
mereka mampu melakukan "strike"? Karena mereka tahu secara jelas botol-botol
bowling yang harus dijatuhkan. Botol-botol bowling itu adalah sasaran yang
jelas. Dan, setiap orang selalu termotivasi untuk melakukan sesuatu, asal
sesuatu itu jelas.

Kembali ke analogi bowling tadi. Mengapa seseorang senang bermain bowling?
Selain karena jalur lintasan dan bola-bola bolwing tampak jelas, mereka bisa
mengetahui skor yang mereka dapat dari setiap pukulan, sehingga mereka tahu
berapa bola lagi yang harus dijatuhkan. Dalam dunia manajemen, ini disebut
sebagai umpan balik. Umpan balik itulah yang menjadi motivator terbesar bagi
karyawan. Umpan balik dapat berupa penilaian prestasi. Umpan balik ini
menjadikan karyawan tampak baik. Bagi seorang manajer, umpan balik
membuatnya menjadi manajer yang baik, karena dengan demikian ia mengetahui
apa yang salah, apa yang benar, dan apa yang ada di tengah-tengah.

Umpan balik atas pencapaian sasaran-sasaran ini membuat seorang manajer tahu
karyawan mana yang jadi pemenang dan karyawan mana yang berpotensi untuk
jadi pemenang untuk anda latih sehingga menjadi pemenang. Ini didasari
pemahaman bahwa sesungguhnya setiap orang itu calon pemenang. Maka janganlah
kita tertipu oleh penampilan mereka yang tampak kalah. Semua ini bertujuan
agar setiap orang menjadi termotivasi sekaligus melakukan sesuatu yang
produkti. Dan, semua ini bermula dari penetapan sasaran, penilaian prestasi
dan perilaku yang sesuai dengan sasaran tersebut.

Apakah sasaran satu menit itu? Yaitu, sebuah sasaran yang berdasarkan pada
tanggung jawab yang jelas. Seorang manajer satu menit selalu menjelaskan apa
yang perlu dilakukan, atau apa yang disetujui oleh karyawannya untuk
dilakukan. Lalu menuliskannya sebagai sebuah sasaran dan standar
pencapaiannya dalam sebuah penjelasan yang tak lebih dari 250 kata. Sasaran
itu harus bisa dibaca dalam satu menit. Sasaran itu harus disepakati
bersama, dan dibuat rangkap dua. Satu untuk sang manajer, satu untuk
karyawan. Dengan demikian mereka bisa memeriksanya secara periodik.

Manajer satu menit percaya bahwa 80% hasil kita, yang benar-benar penting,
berasal dari 20% sasaran yang disepakati. Maka sasaran satu menit hanya
mencakup bidang-bidang utama dari tanggung jawab karyawan. Namun begitu,
manajer satu menit tidak berhenti hanya pada sasaran, ia juga berusaha
menjelaskan apa dan bagaimana bentuk pelaksanaan yang baik. Yaitu, dengan
mendorong karyawan untuk mencari pemecahan atas setiap persoalan yang
dihadapinya sendiri.

Jika seseorang karyawan telah mendapatkan tanggung jawab, maka semestinya ia
memutuskan sendiri demi tanggung jawabnya itu segala sesuatu yang harus
dikerjakannya. Tidak ada alasan bagi seorang karyawan untuk menggantungkan
keputusannya pada orang lain. Bukankah sasaran satu menit telah menjadi
tanggung jawabnya sendiri. Maka dia harus memahami bentuk perilaku dan
pencapaian yang diharapkan secara jelas.

Jadi, penetapan sasaran satu menit adalah:

1--Menyetujui sasaran-sasaran anda.

2--Melihat seperti apa perilaku yang baik itu.

3--Menuliskan setiap sasaran anda pada satu lembar kertas dengan menggunakan
kurang dari 250 kata.

4--Membaca dan membaca ulang setiap sasaran, yang menuntut kurang lebih
hanya satu menit setiap kali anda melakukannya.

5--Sekali-sekali sisihkan waktu satu menit setiap hari untuk melihat apa
yang telah anda laksanakan,

6--Melihat apakah perilaku anda cocok dengan sasaran anda atau tidak.

Dengan demikian, manajer satu menit dimulai dengan menetapkan sasaran satu
menit, yang harus dibaca setiap hari dalam waktu tak lebih dari satu menit,
kemudian menilai perilaku sendiri apakah telah sesuai dengan sasaran
tersebut, dan memecahkan persoalan dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai sasaran-sasaran tersebut. (11042002)

(Diresume dari: Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D. - The One
Minute Manajer)

TEGURAN-TEGURAN SATU MENIT

Book Pointer: The One Minute Manager #4/5
RAHASIA 3: TEGURAN-TEGURAN SATU MENIT
Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D.

Ada satu hal menarik dari The One Minute Manager, yang mungkin tampak
berlawanan. Meski motto utama Manajer Satu Menit adalah memergoki karyawan
melakukan sesuatu dengan benar, namun itu bukan berarti mengabaikan
kesalahan. Justru ketika Manajer satu menit mendapati karyawannya melakukan
suatu kesalahan, tidak segan-segan ia memberikan teguran. Teguran itu
diberikan tanpa terkecuali. Dan inilah rahasia ketiga dari Manajer Satu
Menit: Teguran Satu Menit. Teguran tetap diberikan meski hal-hal lain
berjalan dengan baik.

Mengapa teguran? Ketika karyawan telah tahu apa sasaran dan bagaimana
mencapainya, maka melakukan kesalahan merupakan suatu hal yang harus
dicermati. Manajer satu menit akan segera mempelajari fakta kesalahan
tersebut, kemudian menegaskan dan menunjukkan kekecewaannya. Melalui teguran
ini, manajer satu menit seolah mengatakan bahwa sebenarnya kesalahan itu
tidak mungkin dilakuan oleh seorang karyawan yang kompeten. Ia memberikan
respek pada kemampuan karyawan, karenanya kesalahan dianggap sebagai
penyia-nyiaan dari kompetensi itu. Ia mengharap agar karyawan tidak
melakukan kesalahan yang sama.

Bagaimana Manajer satu menit melakukan teguran dengan baik? Pertama, perlu
dipahami bahwa anda tidak bisa menegur karyawan yang melakukan kesalahan
jika anda tidak bersedia memberi tahu kepada karyawan bagaimana cara mereka
melakukan sesuatu. Dan itu harus anda katakan dengan tegas. Jika anda telah
menunjukkan kepada karyawan sasaran dan bagaimana mencapainya, maka ketika
terjadi kesalahan, anda berwenang untuk memberikan teguran.

Kedua, ketika terjadi kesalahan anda harus memberikan teguran dengan segera.
Ini adalah kunci utama dari teguran satu menit. Dengan demikian, teguran
dapat berlaku sebagai umpan balik bagi pendisiplinan. Kebanyakan manajer
memendam teguran sehingga menumpuk-numpuk perasaan negatif dalam diri
mereka. Pada waktunya mereka akan meledakkan kemarahan dan mengatakan pada
karyawan bahwa mereka melakukan kesalahan sekian lama. Ini tentu tidak adil.
Semestinya teguran diberikan sesuai dengan relevansi perilaku yang ingin
ditegur.

Ketiga, isi teguran haruslah spesifik pada apa yang ingin ditegur. Dan,
keempat, jangan sekali-kali menyerang secara pribadi. Dengan tidak mengusik
harga diri, maka karyawan tidak perlu lagi mencari-cari dalih untuk
mengobati perasaan harga diri yang terluka. Sekali lagi, teguran haruslah
bersifat umpan balik atas perilaku bukan perasaan sebagai manusia. Tujuan
terutama dari teguran satu menit adalah MENYINGKIRKAN PERILAKU YANG KELIRU
DAN MENJAGA PRIBADI KARYAWAN. Dengan kata lain, perilaku yang salah, namun
pribadi mereka tetap utuh. Itu berarti, bahwa manajer satu menit menegur
dahulu, kemudian memberikan "pujian" atau dukungan atas pribadi mereka.
Manajer satu menit bersikap keras terlebih dahulu, baru kemudian
"menyenangkan".

Karena yang dipersalahkan adalah perilaku dan ditunjukkan secara spesifik,
maka tidak perlu ada tindakan mencari-cari kesalahan. Di lain pihak, bagi
karyawan tidak perlu mencari-cari pembelaan diri. Oleh karena itu teguran
dapat bersifat jujur dan tulus. Ini adalah kunci kelima. Teguran harus
dilanjutkan dengan kepedulian anda akan kesejahteraan pribadi karyawan.
Manajer satu menit tidak segan untuk memberikan sentuhan untuk menegaskan
bahwa mereka benar-benar tulus akan teguran itu, dan tidak ada prasangka
terpendam kecuali keinginan untuk meraih sesuatu yang lebih baik.

Terakhir, bila teguran telah diberikan, maka harus disadari bahwa teguran
itu telah selesai. Manajer satu menit tidak memperpanjang teguran-teguran.
Teguran hanya pantas diberikan tidak lebih dari 30 detik. Setelah itu mereka
tidak akan mengungkit-ungkitnya.

Secara ringkas, teguran satu menit berjalan dengan baik jika anda melakukan
hal ini:

1--Mengatakan sebelumnya kepada karyawan bahwa anda akan memberi tahu apa
dan bagaimana karyawan melakukan sesuatu.

2--Menegur dengan segera.

3--Mengatakan perihal yang salah secara spesifik.

4--Menyatakan bagaimana perasaan anda mengenai apa yang mereka lakukan
dengan salah secara tegas.

5--Berhenti beberapa detik untuk memberi kesempatan bagi karyawan meresapi
perasaan anda.

6--Berjabatan tangan atau menyentuh mereka secara tulus, menunjukkan bahwa
anda tetap berada di pihak mereka.

7--Mengingatkan betapa anda menghargai karyawan anda.

8--Menegaskan bahwa dalam pandangan anda, karyawan anda adalah baik, namun
tidak demikian dengan pekerjaan mereka dalam situasi ini.

9--Menyadari bahwa ketika teguran itu selesai, itu benar-benar selesai.

Ketiga rahasia manajer satu menit ini tampak masuk akal: dimulai dari
sasaran satu menit, pujian satu menit dan teguran satu menit. Dan semuanya
bisa berjalan dengan baik. Namun kunci dari semua itu adalah ... silakan
ikuti ringkasan manajer satu menit di bab berikutnya. (25042002)

(Diresume dari: Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D. - The One
Minute Manajer)

TANDA-TANDA ORANG YANG BERPOTENSI MENDUDUKI JABATAN PUNCAK

TANDA-TANDA ORANG YANG BERPOTENSI MENDUDUKI JABATAN PUNCAK
Mortimer R. Feinberg, Ph.D.
Pemimpin-pemimpin perusahaan yang terbaik, yaitu orang-orang berkedudukan
tinggi, ialah orang yang mempunyai sifat sebagai orang yang mempunyai
motivasi dan dorongan-dorongan yang kuat, yaitu orang yang dapat bekerja
dengan keras, dan yang dapat melakukan beberapa pekerjaan yang berlainan
secara sekaligus - walaupun tidak selamanya pekerjaan itu dilakukan dengan
baik. Pendeknya, mereka selalu dinamis dan bersemangat. Napoleon dapat
melakukan tujuh macam pekerjaan sekaligus.
Saya belum pernah melihat seorang eksekuif top yang bersifat pasif, suka
termenung, dan sering sakit-sakitan, serta ragu-ragu. Menurut saya, Hamlet,
dalam cerita tulisan Shakespeare, adalah orang yang selalu bimbang, tidak
akan pernah menjadi pemimpin atau eksekutif yang baik. Memang banyak orang
yang berkepribadian seperti Hamlet, tetapi mereka tak akan pernah menempati
kedudukan penting.
Berikut ini adalah tanda-tanda orang yang mempunyai potensi untuk menduduki
jabatan dan tanggung jawab yang penting.
1--Dedikasi.
Mereka mempunyai semangat pengabdian seluruhnya. Mungkin pada suatu waktu,
anda memintanya untuk melaksanakan suatu tugas, misal, pergi ke luar kota
yang jauh. Dia tidak akan menolak tugas itu, kecuali dengan alasan yang
kuat, seperti karena istri atau anaknya sakit. Alasan-alasan atau dalih
untuk melaksanakan tugasnya akan sangat kecil sekali. Sebagian besar waktu
dan tenanagnya, dicurahkannya untuk memajukan perusahaan atau organisasi
dimana dia bekerja.
2--Kompetitif.
Eksekutif yang baik tak akan membiarkan dirinya kalah. Mereka selalu
mengevaluasi dan menilai dirinya sendiri untuk persaingan itu, dan akan
berjuang untuk melakukan yang lebih baik dalam setiap kesempatan yang ada.
Mereka akan selalu mengubah taktik dan usaha untuk mencapai hal yang lebih
baik. Seorang eksekutif, yaitu seorang "self-made man" menceritakan kepada
saya waktu dia sedang mulai berjuang untuk naik: "Di sini saya seperti
berada di antara kaki-kaki gajah saja, dan saya hanyalah seekor tikus.
Dengan mudah mereka akan membunuh saya. Dengan suatu insiden atau kebetulan
saja, saya akan celaka." Lalu saya bertanya padanya, "Lantas apa yang akan
anda lakukan untuk menghindari akibat buruk seperti yang anda takutkan?"
Jawabnya, "Saya akan berusaha menjadi gajah juga."
3--Kejujuran.
Jujurkan ia terhadap dirinya sendiri? Ibarat: apakah ia mengenakan pakaian
mahal, namun pakaian dalamnya bolong dan kotor? Apakah ia sadar akan
kelemahan-kelemahannya sendiri? Sampai dimana kejujurannya dengan anda?
Apakah apa yang dikatakannya sesuai dengan apa yang dilakukannya? Apakah
cita-cita yang diangankannya sangat jauh dari kenyataan atau telah berada di
depan mata untuk dicapainya? Jika dia menjawab, "Memang pekerjaan saya waktu
itu tidak begitu baik, namun yang akan datang saya akan bekerja dengna lebih
baik," maka itu adalah pertanda bahwa dia jujur terhadap dirinya sendiri.
4--Realistis.
Kakinya berpijak di muka bumi. Dia tidak berangan-angan atau bermimpi untuk
menjadi besar. Kalau dia hanya melihat yang besar-besar dan mengabaikan
bagian-bagian yang lebih kecil, maka dia akan menghadapi kesukaran. Dia
sangat teliti dan bersungguh-sungguh dalam melakukan langkah-langkah kecil
meski keuntungan yang diperolehnya pun kecil.
5--Dewasa.
Dia sadar dan mengetahui, bahwa masa depannya sendiri akan sangat tergantung
dan bertalian dengan apa yang terjadi terhadap orang lain. Dia sanggup
menghentikan seseorang, orang yang tidak ada atau sedikit sekali memberikan
sumbangan pada perusahaan. Dia menghormati perbedaan-perbedaan fikiran dan
pendapat orang. Dia tidak akan mencampuradukkan politik ke dalam kantor dan
perusahaan. Dia menolak untuk hanya memperalat atau memanipulasi orang. Dia
sabar dan, bila perasaannya terluka dia segera tenang dan pulih kembali.
Akhirnya seseorang yang mempunyai potensi yang baik untuk menjadi pemimpin
perusahaan adalah orang yang dapat menangani berbagai ragam persoalan yang
mendesak. Seorang presiden dari perusahaan di New York menjelaskan hal ini
dengan mengatakan, "Setiap orang bisa melakukan sesuatu pekerjaan dengan
baik, apabila anda memberikannya hanya satu tugas tertentu dengan waktu yang
cukup untuk menyelesaikan tugas itu. Tetapi, bila seseorang itu tidak mau
memberikan perhatian atau usahanya terhadap sesuatu yang lain, sampai
sesuatu masalah atau tugas-tugas yang kecil belum mendapat pemecahan atau
penyelesaian - meski sesuatu itu sangat mendesak sekali - maka sikap itu
selalu akan menggusarkan hati. Jenis orang seperti ini takkan pernah
mengetahui kalau api sedang berkobar di kamar sebelahnya, kecuali kalau
perusahaan itu seluruhnya sidah terbakar habis."
(Mortimer R. Feinberg, Ph.D., The Effective Psychology for Manager)

Supervisi Efektif

Supervisi Efektif

Untuk melakukan tugas Anda dengan baik,
diperlukan berbagai keterampilan, bukan saja keterampilan teknis,
tetapi juga keterampilan supervisi. Dengan supervisi, Anda dapat
memberikan inspirasi kepada anak buah untuk bersama-sama
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu
lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada
jika dikerjakan sendiri.

Bagaimana kunci supervisi yang efektif, sehingga dapat merealisasikan
rencana besar dengan sukses? R. Keith Mobley dalam artikelnya "The
Keys to Effective Supervision" mengemukakan beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menerapkan supervisi efektif.


CIRI-CIRI SUPERVISI EFEKTIF
Untuk melakukan supervisi efektif, terlebih dahulu seorang supervisor
perlu mengetahui ciri-ciri dari supervisi yang efektif. Karena ciri-
ciri inilah yang akan dijadikan panduan dalam mengembangkan
keterampilan supervisi, dan dalam pengambilan keputusan sehubungan
dengan tugas-tugas supervisi seorang pemimpin.
Delegasi. Tugas utama seorang kapten kapal adalah menakodai kapal
tersebut sehingga bisa terus melaju ke arah yang benar, yaitu ke
tempat tujuan yang telah ditetapkan. Jika kapten kapal melakukan
semua pekerjaan di kapal tersebut sendirian (misanya: membersihkan
dek, mencuci, memasak, memeriksa dan merawat mesin, menutupi
kebocoran di sana sini), maka ia tidak akan ada waktu lagi untuk
mengemudikan kapal karena ia terlalu sibuk melakukan segala
sesuatunya sendirian. Ia tidak akan ada waktu lagi untuk melihat ke
arah mana kapal melaju, karena perhatian dan tenaganya sudah sangat
terkuras melakukan hal-hal yang sebenarnya bisa dikerjakan anak
kapal. Demikian pula dengan seorang manajer, supervisor atau pimpinan
unit, ia harus bisa membawa timnya ke target yang telah ditetapkan.
Dengan keterbatasan waktu dan tenaga, akan lebih efektif jika kita
mendelegasikan sebagian tugas-tugas, terutama yang bersifat teknis
lapangan kepada anak buah. Jadi, tugas-tugas lapangan lainnya, perlu
didelegasikan kepada anggota tim.

Keseimbangan. Seorang pimpinan diberikan otoritas untuk mengambil
keputusan dan memberikan tugas kepada orang-orang di bawah
tanggungjawabnya. Otoritas ini harus digunakan dengan tepat, artinya
manajer atau supervisor harus menyeimbangkan penggunaan otoritas
tersebut. Ia perlu tahu kapan harus menggunakan otoritas ini, dan
kapan harus menahan diri dan membiarkan anak buah bekerja dengan
mengoptimalkan kreativitas mereka. Keseimbangan juga mengacu pada
sikap yang diambil oleh seorang pemimpin, kapan harus bersikap tegas,
dan kapan harus memberi kesempatan pada anak buah untuk menyampaikan
pendapat.

Contoh. "Example is the best policy." Mungkin prinsip inilah yang
penting untuk diterapkan dalam melakukan tindakan supervisi.
Seringkali kata-kata saja kurang efektif sulit untuk dimengerti, maka
dalam kondisi seperti ini tindakan yang paling tepat adalah dengan
memberikan contoh konkret bagaimana bersikap dan bagaimana melakukan
suatu tugas. Supervisor juga harus menyadari bahwa anak buah akan
melihat dan mengamati tingkah laku pimpinan mereka sebagai pedoman
tingkah laku di tempat kerja. Jadi jika manajer atau supervisor
menginginkan anak buah untuk disiplin dalam waktu, sang pimpinan pun
harus memperlihatkan contoh konkret dalam menerapkan disiplin waktu,
misalnya tidak datang terlambat, menyelesaikan tugas sesuai deadline,
atau jika mungkin sebelum deadline.

Jembatan. Seorang supervisor atau manajer merupakan jembatan antara
staf yang mereka pimpin dengan manajemen puncak. Jadi ia harus bisa
menyampaikan keinginan, usulan karyawan pada pihak manajemen.
Sebaliknya, ia pun harus bisa menyampaikan visi dan misi yang telah
ditetapkan, serta keputusan-keputusan lain yang telah dibuat orang
manajemen puncak untuk diketahui oleh para karyawan yang menjadi
anggota timnya. Kondisi seperti ini sering memojokkan sang manajer,
baik dari segi karyawan maupun manajemen. Untuk itu, manajer atau
supervisor harus bisa menerapkan prinsip keseimbangan dalam bersikap
dan mengambil keputusan agar adil dan bisa "menemukan" kepentingan
staf dan juga pimpinan.

Komunikasi. Ciri sukses lain yang sangat penting dalam melakukan
supervisi efektif adalah kemampuan komunikasi. Komunikasi di sini
bukanlah komunikasi satu arah (memberikan tugas-tugas saja), tetapi
yang terlebih utama adalah komunikasi multiarah, yang juga mencakup
kemampuan mendengarkan keluhan, masukan, dan pertanyaan dari
karyawan. Dalam mengkomunikasikan tugas-tugas, supervisor perlu
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang yang harus
melaksanakan tugas tersebut, bahasa yang sejajar dengan kemampuan dan
cara berpikir anak buah.


KETERAMPILAN SUPERVISI
Setelah mengenal ciri-ciri supervisi yang efektif, yang perlu Anda
ketahui juga adalah keterampilan yang diperlukan dalam melakukan
supervisi yang efektif tersebut.

Keterampilan teknis. Dalam memberikan pengarah pada anak buah untuk
melakukan pekerjaan, seorang supervisor perlu memiliki keterampilan
teknis yang cukup yang menyangkut teknis penyelesaian pekerjaan di
unit yang terkait.. Supervisor di bidang IT perlu memiliki
pengetahuan dan keterampilan IT yang cukup untuk memberikan
pengarahan. Supervisor di bidang pemasaran asuransi, perlu mengetahui
benar produk-produk asuransi dan cara-cara praktis dan efektif untuk
memasarkan produk-produk asuransi tersebut. Jika dirasa masih kurang,
supervisor perlu meningkatkan diri sebelum membantu anak buah untuk
meningkatkan diri mereka.

Keterampilan administratif. Keterampilan ini antara lain mencakup
pengetahuan dan keterampilan membuat mematuhi prosedur operasional,
peraturan atau pedoman perilaku yang berlaku, membuat laporan dinas,
laporan bulanan, menyusun anggaran, membuat proposal, dan melakukan
pekerjaan administratif lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan
yang ditekuni. Keterampilan ini seringkali dilupakan oleh perusahaan
ketika mempromosikan seseorang sebagai manajer atau supervisor.
Umumnya para manajer atau supervisor baru hanya diberikan training
untuk memantapkan keterampilan teknis dan meningkatkan keterampilan
manajerial, tanpa memperhatikan keterampilan administratif.
Keterampilan interpersonal. Keterampilan ini menuntut seorang
supervisor untuk mengelola hubungan baik dengan berbagai pihak (anak
buah, karyawan dan manajer di divisi lain baik yang terkait langsung
ataupun tidak langsung, supplier, klien, pimpinan perusahaan, dan
karyawan lainnya).

Keterampilan ini juga mencakup kemampuan menangani
konflik di tempat kerja, menangani karyawan yang sulit diajak bekerja
sama. Supervisor atau manajer yang memiliki keterampilan ini akan
lebih mudah menggalang dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung
keputusan yang dibuat dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan,
serta mencari solusi dari masalah-masalah yang dihadapi.
Keterampilan membuat keputusan.

Seorang manajer atau supervisor
diberikan tanggung jawab untuk membuat berbagai keputusan di
departemen atau divisi yang dipimpinnya: keputusan menunda sebuah
pekerjaan, memulai sebuah pekerjaan, menentukan apakah pekerjaan bisa
diselesaikan oleh sumber daya manusia yang ada atau butuh bantuan
konsultan dari luar. Semua keputusan ini akan mempengaruhi kelancaran
jalannya kegiatan operasional dan berdampak pada tercapainya target
yang telah ditetapkan. Jadi seorang supervisor perlu membekali diri
dengan keterampilan yang penting ini, misalnya mengembangkan
keterampilan untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada informasi
yang berhasil dikumpulkan (information –based decision making), baik
melalui data statistik ataupun hasil survei lainnya, metode keputusan
yang didasarkan pada penyelesaian masalah (problem-based decision
making), dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada hasil (result-
based decision making).


PERANAN MANAJERIAL
Selain ciri-ciri supervisi efektif, keterampilan yang dibutuhkan
untuk melakukan supervisi efektif, seorang manajer atau supervisor
juga perlu mengenal peran manajerial yang harus dilakukannya sebagai
seorang supervisor atau manajer. Peran-peran ini mencakup kegiatan-
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, evaluasi dan pengawasan,
serta implementasi.

Perencanaan. Untuk mencapai target, diperlukan rencana yang dapat
memetakan sukses. Rencana ini harus dibuat dari yang global sampai
yang rinci, sehingga mudah untuk memvisualisasikan pencapaian target
di masa depan. Pembuatan rencana menjadi kompleks karena mencakup
rencana kerja dan interaksi antaranggota tim yang perlu diatur
sedemikian rupa sehingga tidak saling menjegal, melainkan saling
mendukung untuk mencapai target. Perencanaan juga perlu memperhatikan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki dan keterbatasan waktu yang
dialokasikan untuk mencapai target yang telah ditentukan.

Pengorganisasian. Karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
sebuah tim yang merupakan kumpulan dari beberapa orang, supervisor
atau manajer perlu melakukan pengorganisasian orang, tugas, waktu,
dan fasilitas yang diperlukan. Dalam menjalankan fungsi ini,
supervisor atau manajer perlu menempatkan orang yang tepat di
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan, minat orang tersebut
(staffing). Pekerjaan ini juga menuntut supervisor untuk membuat time
table (scheduling) untuk mengatur lalu lintas orang dan kegiatan agar
tidak ada yang bentrok.

Implementasi. Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana
yang sudah dibuat sesuai dengan pengorganisasian yang telah
ditetapkan, serta memperhatikan titik-titik evaluasi yang telah
ditentukan. Untuk itu perlu disusun berbagai skenario implementasi
yang sesuai dengan rencana dan jenis pekerjaan yang harus
diselesaikan. Misalnya, implementasi bisa dilakukan dengan menerapkan
alternatif skenario optimis, skenario kondisi normal, dan skenario
pesimis (Jika ternyata kondisi yang dihadapi sangat mirip dengan
skenario optimis, maka yang bisa dipilih adalah alternatif
implementasi yang optimis).

Evaluasi dan pengawasan. Setelah rencana disusun, orang-orang,
kegiatan, dan sumber daya lain diatur sedemikian rupa, dan strategi
implementasi dipilih, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi
dan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugas. Evaluasi dan pengawasan
ini tidak hanya dilakukan pada satu titik saja (titik awal, atau
titik akhir), melainkan dilakukan secara reguler di beberapa titik
sepanjang perjalan menuju target. Fungsi dari evaluasi dan pengawasan
ini adalah untuk melihat apakah semua kegiatan sudah berjalan dengan
lancar dan menuju ke arah yang benar, yaitu pencapaian target. Jika
ternyata ada penyimpangan atau hambatan, bisa segera diketahui dan
dapat ditindaklanjuti dengan melakukan penyesuaian, ataupun penerapan
alternatif ataupun rencana "B". Hasil evaluasi dan pengawasan ini
perlu disampaikan pada pihak-pihak yang terkait agar penyesuaian yang
diperlukan bisa segera dilakukan.

Mengenal ciri-ciri supervisi efektif, memiliki keterampilan supervisi
yang diperlukan, serta memahami dan menjalankan peran manajerial,
seorang supervisor sudah memiliki bekal untuk melakukan tugas
supervisi dengan efektif. Bekal ini akan berguna jika diterapkan
bukan hanya direnungkan saja.

Jika Anda baru menjadi seorang supervisor atau manajer, coba terapkan
apa yang Anda rasa cocok untuk Anda. Selamat mencoba.

Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire

Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire

Minggu lalu saya berada di New York City, tepatnya Manhattan, yang
jaraknya kurang lebih 2500 mil dari kediaman saya di San Francisco
Bay Area. Seorang "mogul" alias pengusaha kelas kakap yang berteman
dekat dengan Donald Trump memanggil saya untuk membantunya dalam
mendirikan divisi baru institusi pendidikannya yang sudah mendunia.
Sebutlah namanya Mr. JC.

Sebagai seorang konsultan yang sering mendengar nama Mr. JC ini
disebut-sebut, tentu saja saya sangat girang ketika dikontak oleh
asistennya untuk mengunjungi Si Mogul ini untuk business meeting.
Dengan harap-harap cemas saya mempersiapkan segala sesuatunya agar
presentasi saya nanti tidak memalukan. Namanya saja berbisnis dengan
seorang pengusaha kelas kakap. Siapalah saya ini di matanya.

Ternyata, di luar dugaan saya, Mr. JC sangat ramah dan informal.
Kecerdasannya tampak jelas dari "being comfortable in his own skin."
Ia sangat nyaman dengan dirinya sendiri, tidak ada unsur intimidasi
maupun berusaha tampak lebih cerdik daripada lawan bicaranya. Sungguh
saya sangat terkesan.

Selama kurang lebih 6 jam perjalanan pulang di pesawat, saya banyak
merenungkan pertemuan ini, terutama mengenai kepribadian Mr. JC yang
sangat menawan. Otak saya yang gemar melakukan studi komparasi
kembali bekerja. Satu per satu wajah orang-orang sukses muncul di
benak saya. Wah, ternyata banyak sekali kemiripan sifat dan perilaku
mereka dengan Mr. JC, yang tampaknya sangat bertolak belakang dengan
sifat-sifat dan perilaku mereka yang kurang berhasil.

Sepuluh unsur kepribadian seorang billionaire yang saya sarikan
berdasarkan komunikasi dan pergaulan pribadi dengan para billionaies
dan beberapa pengusaha sukses adalah sebagai berikut:

Satu, keberanian untuk berinisiatif.
Di sinilah letak keunikan utama pengusaha kelas kakap dunia. Mereka
selalu punya ide-ide jenial. Sebagai contoh, lihat saja si Raja Real
Estate, kebangkitannya dari bangkrut beberapa tahun yang lalu
sekarang sudah membuahkan lebih dari sekedar kerajaan properti
belaka. Ada boneka Donald, ada seri TV The Apprentice, ada online
university TrumpUniversity.com , bahkan ada t-shirt "You're Fired" dan
buku-buku best-sellernya. Semua berangkat dari inisiatif belaka, yang
bisa kita pelajari dan tiru.

Dua, tepat waktu.
Selalu menepati janji dan tepat waktu karena ini adalah bukti
kemampuan memanage sesuatu yang paling terbatas di dalam hidup kita,
yaitu waktu. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari
semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis. Respek terhadap
waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan
partner bisnis.

Tiga, senang melayani dan memberi.
Seorang billionaire pasti mempunyai kepribadian sebagai pemimpin dan
seorang pemimpin adalah pelayan dan pemberi. The more you give to
others, the more respect you get in return. Syukur-syukur kalau ada
karma baik sehingga mendapat kebaikan juga dari orang lain. Paling
tidak dengan memberi dan melayani, kita sudah menunjukkan kepada
dunia betapa berlimpahnya kita. Alam bawah sadar kita akan terus
membentuk blue print sukses berdasarkan kemampuan memberi ini.

Empat, membuka diri terlebih dahulu.
Pernah Anda bertemu orang yang selalu mau bertanya soal hal-hal
pribadi tentang orang lain namun tidak pernah mau membuka diri?
Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, yang pasti
mereka akan sangat sulit untuk mencapai kesuksesan karena dua hal ini
adalah lawan dari unsur-unsur yang membangun sukses. Rasa percaya dan
kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan
cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang
perlu ditutupi, sesuatu yang dicari oleh para partner bisnis sejati.
(Siapa yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius?)

Lima, senang bekerja sama dan membina hubungan baik dengan para
partner bisnis.
Teamwork jelas adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Donald
Trump dan Martha Stewart pun mempunyai tim-tim mereka yang sangat
loyal sehingga mereka bisa mencapai sukses luar biasa. "No man is an
island," kita semua perlu membangun network kerja yang baik, sehingga
jalan menuju sukses semakin terbuka lebar.

Enam, senang mempelajari hal-hal baru.
Kembali kita mengambil contoh Pak Trump yang baru saja membuka online
university. Apakah beliau adalah ahli pendidikan? Seorang profesor?
Jelas tidak, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta
langsung mengaplikasikannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas
baginya. Dunia bisnis baginya adalah tempat bermain yang luas dan
tidak terbatas. Kuncinya hanya satu: senang belajar dan mencari hal-
hal baru.

Tujuh, jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama.
Lance Armstrong pernah berkata, "There are two kinds of days: good
days and great days." Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan
hari yang sangat baik. Jangan sekali-kali mengeluh di dalam bisnis,
walaupun suatu hari mungkin Anda akan jatuh dan gagal. Mengapa?
Karena setiap kali gagal adalah kesempatan untuk belajar mengatasi
kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari.
Hari di mana Anda gagal tetap adalah a good day (hari yang baik).

Delapan, berani menanggung resiko.
Jelas, tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju
sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak
disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good
or a great day (lihat di atas). So, untuk apa takut? Kegagalan pun
hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di
kemudian hari kan?

Sembilan, tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap
saat).
Berpikir positif adalah environment atau default state di mana
keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif
sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini
(kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan
kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan
semakin besar kemungkinannya.

Sepuluh, "comfortable in their own skin" alias nyaman dengan diri
sendiri tanpa perlu berusaha
menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak "lebih" dari lawan
bicaranya. Pernah bertemu dengan billionaire yang rendah diri alias
tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Saya yakin tidak ada.
Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya
lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat
tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.

Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya
sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka
merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena
mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai
kenyamanan dengan diri sendiri.

Apakah Anda mempunyai kepribadian seorang billionaire? Hanya Anda
yang bisa menjawab. Salam sukses, sampai bertemu di puncak gunung
kesuksesan.[]

Sumber: Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire oleh Jennie S. Bev.
Jennie S. Bev adalah konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator
berbasis di San Francisco Bay Area. Baca perjuangan dan prestasinya
di JennieSBev.com.

Regenerasi Dalam Organisasi

Regenerasi Dalam Organisasi

Masalah regenerasi atau pergantian kepemimpinan dalam suatu perusahaan merupakan hal yang biasa. Karena seorang pemimpin tidak mungkin menjadi pemimpin selamanya. Bagaimana menyikapi sebuah regenerasi dalam organisasi? Jika anda seorang pemimpin, coba simak kiatnya di bawah ini:

- Bangunlah kekuatan yang solid dengan staf, anak buah atau bawahan. Lakukan pembagian tugas secara merata berdasarkan keahlian dan kemampuan masing-masing. Jangan lupa rencanakan dengan jelas tentang tenggang waktu (deadline), target yang hendak dicapai, dan orang-orang yang harus terlibat.

- Berikan solusi atas setiap masalah yang dihadapi bawahan. Jangan lupa ajak mereka mengatasi masalah itu bersama-sama. Sekaligus ajarkan mereka tentang cara menghandle persoalan yang ada. Dengarkan kritik, pendapat, dan saran dari mereka.

- Amati dengan cermat siapa saja orang-orang yang loyal dan punya komitmen dan siapa saja yang tidak. Beri motivasi bagi yang loyal agar mempertahankan loyalitas dan komitmennya. Sedangkan bagi mereka yang tidak loyal, berikan himbauan agar mereka bisa lebih bertanggung jawab terhadap tugas dan perusahaan.

- Berdasarkan pengamatan anda terhadap anak buah, siapkan kandidat yang layak untuk menggantikan posisi anda. Kalau memungkinkan siapkan beberapa nama terbaik. Kemudian lakukan seleksi alam terhadap beberapa kandidat tersebut. Pastikan anda mendapatkan kandidat yang terbaik di antara yang baik.

- Tentu saja dalam memutuskan pengganti anda, anda bisa meminta masukan dan penilaian pihak manajemen. Jika pengganti anda sudah ditentukan, tunggu sampai saat yang tepat untuk memberikan tongkat estafet anda. Kemudian umumkan keputusan ini secara resmi.

Ingat, menyerahkan kepemimpinan saat anda masih berada di puncak jauh lebih baik daripada menyerahkan kepemimpinan saat anda sudah tak mampu dan tua renta. Ingat kasus presiden Soeharto yang lengser karena dipaksa turun dari singgasananya kan? So, bagi anda para pemimpin, pikirkan masalah regenerasi dari sekarang!

RAHASIA 2: PUJIAN-PUJIAN SATU MENIT

Book Pointer: The One Minute Manager #3/5
RAHASIA 2: PUJIAN-PUJIAN SATU MENIT
Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D.

Adalah hal yang masuk akal, bahwa anda tidak dapat menjadi manajer yang
efektif jika anda dan orang-orang anda tidak yakin akan apa yang
diperintahkan kepada mereka untuk mereka lakukan. Namun, pekerjaan manajer
satu menit belum selesai hanya karena anda telah menetapkan sasaran satu
menit. Manajer satu menit tahu bahwa akan lebih mudah bagi karyawan untuk
melakukan sesuatu dengan baik jika karyawan mendapatkan umpan balik yang
jelas tentang cara karyawan melakukan sesuatu.

Segera setelah menetapkan sasaran satu menit, manajer satu menit mengadakan
"kontak dekat" dengan karyawannya. Caranya adalah dengan mengamati aktivitas
dengan sangat dekat. Manajer satu menit tidak pernah tampak sangat jauh dari
karyawannya. Selanjutnya mereka memerintahkan karyawan untuk membuat catatan
terinci mengenai kemajuan-kemajuan yang diminta. Pada awalnya mungkin
karyawan akan merasa bahwa pekerjaannya sedang dimata-matai, namun inti dari
"kontak dekat" ini adalah MANAJER SATU MENIT BERUSAHA MEMBANTU KARYAWAN
MENCAPAI POTENSI PENUH DAN MENDAPATI KARYAWAN MELAKUKAN SESUATU DENGAN
BENAR.

Banyak manajemen, di saat mereka menerima karyawan baru, melakukan hal-hal
berikut ini. Mereka menyambut karyawan baru dengan suka hati, mengajak
berkeliling perusahaan, memperkenalkan dengan semua orang, mengantar ke
tempat kerjanya, kemudian meninggalkan mereka sendirian. Manajemen mengamati
karyawan baru itu, dan jika ia melakukan kesalahan, ia disikat. Ini adalah
gaya kepemimpinan yang paling populer yang disebut dengan "tinggalkan lalu
sikat" atau "tinggalkan lalu minta ia bekerja sebaik-baiknya". Tapi cara ini
sama sekali tidak memberikan produktivitas baik.

Manajer satu menit menekankan pada hal yang positif. Mereka berusaha
mendapati karyawan melakukan sesuatu dengan benar, untuk kemudian
melontarkan "Pujian Satu Menit". Saat mereka mendapati karyawannya melakukan
sesuatu dengan benar, mereka mendatangi dan berbicara pada karyawan mereka.
Seringkali dengan menaruh tangan di bahu karyawan dengan sikap ramah. Mereka
melakukan hal ini dengan penuh kepedulian, karena mereka tahu dengan tepat
apa yang semestinya dipuji.

Mereka tidak serta merta menempatkan diri mereka pada posisi mereka sendiri,
namun juga pada posisi karyawan. Karenanya, mereka menunjukkan sikap tulus
dan kosisten. Dan ini sangat dihargai oleh karyawan mana pun. Itu semua
dilakukan dalam waktu satu menit. Manajer satu menit tidak perlu memuji
seseorang panjang lebar. Kepedulian dan ketulusan mereka jauh lebih berharga
ketimbang panjang lebarnya kata-kata pujian.

Inti terpenting dari rahasia kedua dari Manajer Satu Menit adalah bahwa
manajer yang efektif haruslah bertindak juga sebagai seorang pelatih yang
baik. Mereka terus-menerus berusaha menumbuhkan potensi penuh dari karyawan,
terutama bila karyawan menghadapi tugas-tugas baru. Kunci untuk melatih
seseorang melakukan sesuatu tugas baru, pada mulanya, adalah menangkap
mereka melakukan sesuatu yang kurang lebih benar sampai akhirnya mereka
dapat belajar melakukannya dengan tepat. Sebenarnya kita menggunakan konsep
pelatihan seperti ini di saat berhadapan dengan anak-anak dan hewan. Tetapi
kita agak melupakannya bila kita berurusan dengan orang dewasa. Padahal hal
ini sangatlah alamiah.

Dengan menjadi seorang pelatih yang baik, maka manajer satu menit selalu
mempunyai orang-orang yang terbaik baginya. Itu juga berarti bahwa bukan hal
yang mencemaskan bahwa jika banyak karyawan-karyawan terbaik mereka yang
meninggalkan manajer satu menit untuk menjalankan operasinya sendiri. Justru
dengan terjadinya perputaran karyawan, perannya sebagai pelatih telah
dilakukan dengan baik.

Jadi memberikan pujian satu menit hanya buah dari sebuah usaha panjang yang
dimulai dari mengamati karyawan dari dekat, meminta karyawan menilai
kemajuan-kemajuan mereka sendiri, berusaha mendapati karyawan melakukan
sesuatu dengan benar, memberikan umpan balik positif dan kemudian memberikan
pujian satu menit. Anda tidak dapat memuji secara efektif dan tulus, jika
anda tidak mengikuti seluruh proses kerja karyawan anda. Pujian satu menit
adalah alat efektif untuk menumbuhkan potensi karyawan dan menjadikan
karyawan merasa nyaman akan diri mereka sendiri.

Pujian Satu Menit dapat berhasil baik, jika anda:

1--Jauh-jauh hari mengatakan pada karyawan anda bahwa anda akan memberikan
umpan balik pada mereka mengenai bagaimana cara mereka bekerja.

2--Memuji karyawan dengan segera.

3--Mengatakan kepada karyawan secara spesifik dan jelas tentang apa yang
telah mereka lakukan dengan benar.

4--Mengatakan pada karyawan betapa senangnya perasaan anda atas pekerjaan
mereka yang benar. Betapa hal ini sangat membantu organisasi dan karyawan
lain dalam mencapai kemajuan.

5--Berhenti sejenak dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk merasakan
betapa senangnya perasaan anda.

6--Menganjurkan mereka untuk melakukannya lebih sering lagi.

7--Berjabat tangan atau menunjukkan sikap tulus dan ramah bahwa anda
mendukung kesuksesan karyawan dalam organisasi.

Masih ada rahasia ketiga dari Manajer Satu Menit yang perlu diungkap di bab
berikutnya. Itu berarti penentuan sasaran dan memberikan pujian satu menit
masih harus ditunjang dengan langkah ketiga, yaitu "Teguran Satu Menit".
(18042002)

(Diresume dari: Kenneth Blanchard Ph.D. & Spencer Johnson M.D. - The One
Minute Manajer)

PEMIMPIN ADALAH PELAKU

Karier merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan pribadi maupun
sosial seseorang. Dalam konsultasi karier di Kompas banyak pertanyaan berkisar
pada pengembangan karier, baik dari kalangan non manajer maupun manajer.

Misalnya: Saya sekarang sudah bekerja di suatu jabatan selama 5 tahun. Kapan
waktu yang tepat untuk pindah jabatan atau naik jabatan? Bagaimana
meningkatkan karier dalam situasi bisnis yang tidak menentu? "Organisasi
tempat saya bekerja tidak memungkinkan saya untuk naik pangkat, apakah yang
harus saya lakukan dalam pengembangan karier saya?

Tulisan ini membahas mengenai perubahan yang terjadi dalam pola karier
seseorang dan bagaimana strategi kita agar pengembangan karier kita dapat
terjamin.

Pengembangan karier tradisional

Dalam pandangan tradisional, pengembangan karier merupakan tanggung jawab
suatu organisasi yang menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman
tertentu, agar pada waktu dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan dengan
kualifikasi tertentu. Sifatnya paternalistik, dari atas kebawah dan
tersentralisasi.

Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua
pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya
menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara
vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi
seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian
menduduki jabatan manajerial.

Pengembangan karier yang sifatnya vertikal dimungkinkan karena bentuk
organisasi yang sifatnya hirarkis/birokratis. Pengembangan karier tradisional
kurang memberikan kesempatan kepada seseorang yang memiliki kompetensi
teknikal yang tinggi namun tidak memiliki kemampuan manajerial., karena tidak
tersedia jalur spesialis.

Namun beberapa perusahaan besar yang mempunyai sistem pelatihan dan
pengembangan yang terintegrasi memberikan kesempatan kepada para karyawannya
untuk pindah jalur profesi atau memberikan kesempatan kepada karyawannya
menjadi generalis.

Tantangan Lingkungan Bisnis

Tantangan eksternal seperti globalisasi, persaingan, kemajuan teknologi,
tuntutan pelanggan, mendorong suatu organisasi untuk berubah. Situasi ekonomi
serta persaingan yang tajam mendorong organisasi melakukan restrukturisasi,
perampingan organisasi, desentralisasi, merger, pemanfaatan IT dsb.

Struktur organisasi yang bersifat hirarkis dianggap terlalu lamban untuk
memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Organisasi dalam situasi yang sangat
dinamis harus mampu bergerak secara cepat dan luwes.

Struktur organisasi yang lebih datar/ horisontal dianggap lebih tepat untuk
keadaan sekarang karena jarak antara konsumen dengan pengambil keputusan lebih
dekat.

Bahkan struktur organisasi yang bersifat network dimana suatu organisasi hanya
memiliki pusat yang kecil dan fungsi fungsi organisasi dilaksanakan secara
outsourcing., dianggap sebagai struktur yang cocok untuk situasi ini.
Tantangan lingkungan bisnis ini membuat rasa aman karyawan menjadi hilang.

Tempat seseorang dalam suatu organisasi tiba-tiba bisa hilang. Hal ini dapat
menimbulkan masalah besar dalam kehidupan seseorang.

Seseorang tidak dapat lagi menggantungkan hidupnya pada organisasi. Tanggung
jawab pengembangan karier seseorang didorong menjadi tanggung jawab individu.

Seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes
dalam mencari pekerjaan termasuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri
(entrepreneurship). Job security yang hilang harus digantikan menjadi career
security.

Paradigma Baru Pengembangan Karier

Sejalan dengan perubahan struktur organisasi maka pengembangan karier yang
bersifat tradisional dianggap tidak cukup luwes untuk memunuhi kebutuhan
organisasi dan karyawan pada saat ini.

Tantangan dunia bisnis menuntut pola kerja yang sifatnya lintas fungsi dan tim
kerja. Seseorang yang bekerja di bidang pemasaran harus memiliki pengetahuan
keuangan, sumber daya manusia, produksi atau operasi. Seseorang dapat pula
mengembangkan karier ke bidang spesialis dan profesional tanpa harus melalui
bidang manajerial.

Pada beberapa perusahaan imbalan yang diterima oleh seorang profesional dapat
melebihi imbalan dari seorang manajer. Pilihan penting lain adalah menciptakan
lapangan kerja untuk anda sendiri dan orang lain.

Nah orang-orang yang berani mangambil risiko, peka terhadap tantangan bisnis
dapat memilih alternatif ini. Jadi arah pengembangan karier pada saat ini
lebih variatif, bisa vertikal, horisontal, dapat juga horisontal dulu kemudian
vertikal. Agar anda memiliki career security lebih aktiflah meningkatkan
ketrampilan dan kompetensi, sehingga anda benar-benar menjadi sangat ahli atau
memiliki keahlian yang bersifat multiskill.

Kiat-Kiat Memperoleh Career Security :

• Tetapkan sasaran karier anda, teknikal, manajerial, profesional, fungsional
atau menjadi wirausaha.
• Carilah seorang mentor yang mengetahui kekuatan dan kelemahan anda.
• Jangan membatasi karier anda hanya dalam satu bidang saja, karena akan
mengurangi fleksibilitas ruang gerak anda.
• Berpartisipasi dalam setiap kesempatan pelatihan dan pengembangan di
organisasi anda, meskipun anda tidak yakin manfaatnya untuk saat ini.
• Pendidikan S2 antara lain di bidang bisnis dapat memberikan lebih banyak
pilihan dalam meningkatkan karier, termasuk pilihan menjadi entrepreneur.
• Berkontribusilah jika anda dipilih menjadi anggota suatu proyek kerja,
karena akan memperluas kompetensi lintas fungsi dan meningkatkan kerja
kelompok.
• Tingkatkan jejaring kerja anda baik didalam maupun diluar organisasi tempat
anda bekerja.
• Tingkatkan ketrampilan hubungan antar manusia anda seperti komunikasi,
kepemimpinan, motivasi, negosiasi dsb.
• Perbarui ketrampilan teknikal anda termasuk pengetahuan dalam bidang IT .
• Jangan mudah berpuas diri, selalu mencoba cara kerja yang lebih baik.
• Berpegang teguh pada etika yang berjalan seiring dengan sukses karier anda.

Nah siapkah anda untuk meningkatkan karier sesuai dengan perubahan paradigma
baru organisasi?

PEMIMPIN ADALAH PELAKU

PEMIMPIN ADALAH PELAKU
Peter F. Drucker

Di atas segalanya, pemimpin bertindak sebagai pelaku, dan mereka melakukan
satu hal yang dapat mereka melakukan dengan sempurna, yaitu membuat
perbedaan.

Selama bertahun-tahun, saya berdiskusi dengan puluhan, bahkan mungkin
ratusan, pemimpin mengenai peran, saran-saran dan kinerja mereka. Saya telah
bekerja dengan perusahaan manufaktur raksasa dan perusahaan kecil, dengan
organisasi yang mencakup seluruh dunia. Saya telah bekerja dengan sejumlah
eksekutif yang luar biasa cerdas dan sejumlah kecil yang biasa-biasa saja,
dengan orang yang pandai berbicara soal kepemimpinan, dan dengan orang-orang
yang tampaknya tidak pernah memikirkan diri mereka sebagai pemimpin atau
setidaknya jaranb berbicara soal kepemimpinan.

Pelajaran yang muncul jelas sekali. Pertama, adalah mungkin ada "pemimpin
yang dilahirkan", namun jumlahnya terlalu sedikit untuk diandalkan.
Kepemimpinan harus dipelajari dan dapat dipelajari. Namun, pelajaran besar
kedua adalah bahwa "kepribadian kepemimpinan", "gaya kepemimpinan", dan
"sifat kepemimpinan", sesungguhnya TIDAK PERNAH ADA. Di antara sekian banyak
pemimpin efektif yang pernah saya temui dan bekerja sama selama setengah
abad ini, sebagian mengunci diri di dalam kantor dan yang lainnya bergaul
secara berlebihan. Sebagian (walaupun tidak banyak) adalah "orang yang baik
hati", dan yang lainnya merupakan penganut disiplin yang keras. Sebagian
bertindak cepat dan spontan; yang lainnya berulang kali mempelajari berbagai
hal sehingga butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Sebagian bersikap
hangat; yang lainnya tetap menjaga jarak. Sebagian segera membicarakan
keluarga mereka; yang lain tidak pernah menyinggung apa pun selain tugas
yang tengah dikerjakan.

Sebagian pemimpin sangat membosankan - meski hal ini tidak mempengaruhi
kinerja mereka. Sebagian lagi berupaya menghilangkan jejak mereka ketika
terjadi kegagalan - itu juga tidak mempengaruhi kinerja mereka sebagai
pemimpin. Sebagian menjalani kehidupan pribadi yang sangat sederhana,
bagaikan pertapa di padang gurun; yang lainnya suka pamer, suka mencari
kesenangan dan terang-terangan menyebutkan hal itu pada setiap kesempatan.
Sebagian adalah pendengar yang baik, namun di antara pemimpin yang paling
efektif yang pernah bekerja dengan saya, ada juga beberapa orang penyendiri
yang hanya mendengarkan suara hati mereka sendiri.

Satu-satunya sifat kepribadian yang sama-sama dimiliki pemimpin yang pernah
saya jumpai adalah sesuatu yang tidak mereka miliki: mereka TIDAK memiliki
KARISMA dan sedikit sekali yang menggunakan istilah itu maupun maknanya.

EMPAT HAL YANG HARUS DIKENALI

Semua pemimpin efektif yang saya jumpai, baik yang bekerja sama dengan saya
maupun yang semata-mata saya amati, mengetahui empat hal sederhana:

1--Satu-satunya definisi dari seorang pemimpin adalah seseorang yang
memiliki pengikut. Sebagian orang adalah pemikir. Sebagian lain adalah nabi.
Kedua peran itu penting. Namun, tanpa pengikut, tidak ada pemimpin.

2--Seorang pemimpin yang efektif bukanlah seseorang yang disukai atau
dikagumi. Ia adalah seseorang yang pengikutnya melakukan hal yang tepat.
Kepopuleran bukanlah kepemimpinan. Hasil adalah kepemimpinan itu.

3--Pemimpin sangat terlihat jelas. Oleh karena itu, mereka memberikan
teladan.

4--Kepemimpinan bukanlah masalah peringkat, hak istimewa, gelar, atau uang.
Kepemimpinan adalah tanggung jawab.

Terlepas dari keragaman yang nyaris tanpa batas dengan menghormati
kepribadian, gaya, kemauan, dan minat, pemimpin efektif bertingkah laku
sangat mirip seperti ini:

a--Mereka tidak memulai dengan pertanyaan, "Apa yang saya inginkan?" Mereka
memulai dengan bertanya, "Apa yang perlu saya lakukan?"

b--Kemudian mereka bertanya, "Apa yang dapat dan harus saya lakukan untuk
membuat perbedaan?" Hal ini harus merupakan sesuatu yang perlu dilakukan
sekaligus sesuai dengan kekuatan sang pemimpin dan gayanya yang paling
efektif.

c--Mereka selalu bertanya, "Apa misi dan sasaran organisasi? Apa yang
membentuk kinerja dan hasil dalam organisasi ini?"

d--Mereka sangat mentoleransi keragaman orang-orang dan tidak mencari
jiplakan yang sama dengan diri mereka sendiri. Bahkan jarang sekali mereka
bertanya, "Apakah saya menyukai orang ini atau tidak?" Namun, mereka
sepenuhnya, dengan keras, tidak bertoleransi jika hal itu menyangkut
kinerja, standar, dan nilai yang dianut seseorang.

e--Mereka tidak takut akan kekuatan rekan-rekan mereka. Mereka bangga akan
kekuatan itu. Entah mereka pernah mendengarnya atau tidak, moto mereka
adalah semua hal yang ingin dicantumkan oleh Andrew Carnegie di atas batu
nisannya: "Di sini terbaring seseorang yang menarik orang-orang yang lebih
baik daripada dirinya untuk bekerja padanya."

f--Mereka memastikan bahwa orang yang mereka lihat di dalam cermin pada pagi
hari adalah jenis orang yang mereka inginkan. Dengan jalan ini mereka
melindungi diri dari godaan terbesar yang dihadapi oleh seorang pemimpin:
melakukan berbagai hal yang populer daripada yang tepat, dan melakukan
hal-hal yang kurang penting, biasa-biasa, dan bermutu rendah.

g--Akhirnya, pemimpin efektif bukanlah pengkhotbah, mereka adalah pelaku.
Pemimpin efektif mendelegasikan banyak hal baik. Mereka harus melakukannya
atau mereka akan terbenam dalam setumpuk hal remeh. Namun, mereka tidak
mendelegasikan satu hal yang dapat mereka lakukan dengan sempurna;
satu-satunya hal yang akan membuat perbedaan, satu hal yang akan menetapkan
standard, satu hal yang ingin orang-orang kenang dari mereka. Mereka
melakukannya.

Tidak masalah anda bekerja di organisasi seperti apa; anda akan menemukan
peluang untuk belajar mengenai kepemimpinan dari semua organisasi, baik itu
pemerintah, swasta, dan nirlaba.

Saya menantang anda untuk bertanya, "Apa yang dapat saya lakukan di dalam
organisasi saya yang akan benar-benar membuat perbedaan? Bagaimana saya
dapat sungguh-sungguh menetapkan teladan?"

Saya juga berharap bahwa di kemudian hari anda akan melakukannya. (02042002)

(Disadur dari: Peter F. Drucker, Pemimpin Adalah Pelaku. Buku: A New
Paradigm of Leadership, Editor: Ken Shelton)

Menumbuhkan Loyalitas Karyawan

Menumbuhkan Loyalitas Karyawan

Karyawan adalah aset terbesar perusahaan. Karena itu, wajar jika banyak bos yang tidak ingin kehilangan karyawannya yang berkualitas. Tetapi kesempatan berkarir yang semakin luas belakangan ini tidak mampu menahan karyawan untuk mengejar karir yang lebih baik. Apalagi jika mereka tidak mendapatkan kepuasan di tempat kerjanya saat ini. Begitu kesempatan baik itu datang, mereka tidak akan menunda-nunda lagi untuk resign dan pindah kerja.

Nah, sebagai bos, jika anda tidak ingin kehilangan karyawan yang potensial anda perlu menerapkan beberapa taktik agar mereka loyal terhadap anda dan perusahaan. Perlu anda catat, gaji besar tidak menjamin loyalitas karyawan. Ada hal lain yang saling terkait yang membuat seseorang memiliki loyalitas tinggi terhadap perusahaan. Coba simak dulu kiatnya:

- Ketahuilah minat dan ketrampilan serta kemampuan masing-masing karyawan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka, anda jadi lebih mudah untuk memberi tugas yang sesuai dengan ketrampilan dan minat masing-masing.

- Tanamkan kepercayaan diri pada karyawan. Bila karyawan gagal mengerjakan sesuatu, luangkan sedikit waktu anda untuk membahas masalah yang mereka hadapi. Beri kesempatan mereka untuk mencobanya lagi saat mereka sudah mengetahui letak kesalahannya. Hal ini akan mengembalikan kepercayaan diri mereka untuk menghasilkan yang terbaik.

- Jika mereka berhasil mengerjakan tugas, berikan pujian dengan tulus. Walau terkesan sepele, pujian membuat karyawan merasa dihargai dan diakui. Hal ini dapat membangkitkan semangat mereka dalam mengerjakan tugas sehari-hari.

- Berikan mereka kepercayaan dalam mengerjakan tugas. Mengontrol pekerjaan mereka boleh aja, tetapi jangan terlalu mengatur ataupun mencampuri pekerjaan karyawan. Berikan mereka kebebasan sekaligus tanggung jawab. Berikan deadline yang jelas kapan tugas-tugas tersebut harus selesai, tanpa perlu mengetahui setiap langkah mereka.

- Beri mereka tantangan. Cara terbaik untuk mempertahankan karyawan adalah dengan memastikan bahwa mereka terus belajar. Hindari pekerjaan yang monoton. Berikan sedikit variasi pada pekerjaan mereka. Sesekali coba beri mereka tugas yang belum pernah mereka kerjakan. Tetapi tentu saja sejauh masih sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas mereka.

- Libatkan mereka dalam membuat keputusan. Dengarkan saran, pendapat dan kritik dari mereka. Dengan demikian mereka pun merasa lebih dihargai. Mereka pun akan merasa lebih memiliki perusahaan. Selain itu mereka akan merasakan kebersamaan di kantor. Cara ini terbukti dapat menumbuhkan loyalitas.

Dengan demikian, mereka pun akan lebih betah dan merasa memiliki perusahaan (sense of belonging). Sehingga mereka akan merasa sangat keberatan bila meninggalkan kantor dan pekerjaannya saat ini. Tapi jika tawaran di luar sangat menarik dan mereka tetap memilih pindah, apa boleh buat. Sebagai atasan yang bijaksana anda tetap harus mendukung keputusannya. Yang penting sebagai atasan anda terus memotivasi dan menumbuhkan semangat loyalitas karyawan yang ada.

Menjadi Profesional Sejati!

Menjadi Profesional Sejati!

Selama ini banyak yang mengklaim dirinya profesional. Seorang karyawan yang rajin bekerja dengan kedudukan yang bagus sudah menganggap dirinya profesional. Padahal untuk menjadi profesional, seseorang tidak cukup hanya dengan rajin dan memiliki kedudukan yang bagus. Lalu gimana dong supaya bisa profesional?

Memang, untuk menjadi profesional bukanlah hal yang mudah. Untuk mencapainya anda perlu bekerja lebih keras lagi. Bukan itu saja, seorang profesional harus memenuhi beberapa kriteria, baik teknis maupun non teknis seperti persyaratan watak dan karakter. Berikut ini adalah syarat-syarat untuk menjadi seorang profesional:

Mampu bekerja keras
Bagaimana anda bisa dikatakan profesional jika anda tidak terbiasa bekerja keras? Seorang profesional senantiasa mampu bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaannya. Seorang profesional juga mempunyai daya juang yang tinggi dan tidak mudah menyerah jika menghadapi kesulitan. Kalau anda selalu ogah-ogahan dan malas tentu anda bukanlah seorang profesional.

Bisa bekerjasama
Selain mampu bekerja secara mandiri, seorang profesional juga mampu bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Karena seberapapun hebatnya seorang profesional, ia tetap tidak bisa mengandalkan kekuatannya sendiri. Anda tetap membutuhkan kehadiran orang lain untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

Menguasai pekerjaan
Anda layak dikatakan profesional bila menguasai dengan baik pekerjaan anda. Maksudnya, anda tahu secara pasti bagaimana menyelesaikan pekerjaan, seberapapun sulitnya. Anda juga tahu bagaimana mengatasi setiap persoalan. Dan anda memang benar-benar mengerti apa yang anda kerjakan. Intinya, seorang profesional adalah seorang problem solver atau pemecah masalah bukan trouble maker atau pencipta masalah.

Memiliki loyalitas
Dalam bekerja, seorang profesional harus memiliki loyalitas yang tinggi. Artinya anda akan bekerja secara total dan tidak setengah-setengah. Dengan loyalitas, anda tidak akan merasa terbebani dengan pekerjaan anda. Dengan loyalitas pula anda akan semakin mencintai pekerjaan anda.

Komitmen
Anda juga tidak bisa dikatakan profesional jika tidak memiliki komitmen terhadap pekerjaan. Semakin tinggi komitmen anda terhadap pekerjaan, maka semakin tinggi pula profesionalisme anda. Karena dengan komitmen, anda akan menjalani pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab. Sehingga, seberapapun beratnya pekerjaan anda, anda akan menjalaninya dengan penuh suka cita.

Integritas yang tinggi
Seorang profesional tidak akan melakukan hal-hal yang dapat menodai profesionalismenya. Dalam bekerja, anda senantiasa dilandasi oleh nilai-nilai kejujuran dan moral positif. Untuk itulah, seorang profesional harus memiliki integritas yang tinggi. Dengan integritas, anda tidak akan tergoda untuk melakukan sesuatu yang dapat merusak moral dan nama baik anda. Karena memang, untuk menjadi profesional, seseorang tidak cukup hanya dengan ahli dan pandai dalam pekerjaan saja, tetapi juga harus didukung oleh moral dan akhlak yang positif.

Motivasi yang tinggi
Tanpa motivasi sulit rasanya bagi anda untuk mencapai tujuan. Dengan motivasi, akan membantu anda mencapai tujuan, harapan, dan cita-cita anda. Andapun akan lebih bersemangat dalam bekerja dan berkarya. Ingat, seorang profesional mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Sehingga anda tidak akan 'down' dan suntuk jika menghadapi situasi yang sulit. Anda mampu membangkitkan gairah dan semangat anda sendiri, di saat yang lain sudah nyaris kehilangan gairah kerja. Makanya nggak jarang, seorang profesional juga bisa menjadi motivator bagi yang lain.

Sekarang, coba deh anda renungi apakah anda sudah layak disebut profesional atau belum. Jika belum, coba deh tumbuhkan profesionalisme dalam diri anda dengan hal-hal di atas. Kalau anda sudah menjadi seorang yang profesional jalan untuk mencapai sukses akan semakin terbentang lebar, percaya deh...!

Menjadi Manusia Berkualitas

Menjadi Manusia Berkualitas

Siapa sih yang nggak kepengin menjadi manusia yang berkualitas? Jelas dong semua ingin. Tapi tentu saja semua itu harus diusahakan. Tanpa usaha apapun mustahil anda bisa menjadi orang yang berkualitas atau berbobot. Paling tidak untuk menjadi orang yang oke, anda harus memupuk kemampuan diri setiap hari. Caranya, nggak terlalu sulit kok asal anda mau berusaha. Nah anda yang pengin jadi orang ‘berbobot’ coba deh ikuti tips berikut ini:

Selalu mencari informasi
Buka mata dan telinga anda lebar-lebar terhadap segala jenis informasi, baik itu politik, sosial, ekonomi, dan terutama informasi yang berkaitan dengan pekerjaan anda. Informasi ini bisa anda dapatkan dari majalah, surat kabar, siaran radio, televisi, internet, dan lain-lain. Belajarlah untuk menyerap informasi dengan tuntas agar anda tidak tidak ketinggalan informasi terkini. Jadi, dengan siapapun anda bicara, anda nggak akan 'tulalit'.

Kembangkan ide
Jadilah pribadi kreatif yang selalu penuh ide. Memang sih nggak setiap saat anda bisa menemukan ide. Tetapi saat anda menemukannya, jangan sia-siakan. Kembangkan ide anda secara maksimal. Berpikirlah selalu untuk dapat menambah nilai plus anda.

Tingkatkan target kerja
Cobalah tingkatkan kemampuan diri dengan meningkatkan target kerja anda. Kalau selama ini anda menyelesaikan tugas pada jam empat sore, cobalah untuk menyelesaikannya pada jam tiga sore. Kemudian, setiap menyelesaikan tugas, cobalah bandingkan dengan hasil kerja anda kemarin. Kalau bisa lakukan peningkatan hasil kerja dari hari ke hari. Dengan demikian, kualitas diri anda juga meningkat dari hari ke hari.

Jadilah pribadi yang menyenangkan
Menjadi orang yang menyenangkan juga merupakan salah satu hal untuk menjadi pribadi yang berkualitas. So, jadilah orang yang tahu etiket dan sopan santun yang bisa menghargai orang lain. Jangan lupa untuk selalu berpikir positif tentang orang lain. Jangan racuni pikiran anda dengan hal-hal negatif. Karena pikiran positif akan membantu anda untuk mencapai kualitas diri anda.

Tingkatkan penampilan diri
Gaya bicara, cara berbusana, dan bahasa tubuh yang baik mencerminkan profesionalisme anda. Maka perbaikilah penampilan anda secara keseluruhan. Karena seorang dengan kualitas yang baik biasanya juga tahu cara berpenampilan yang baik.

Nah sudahkah anda melakukannya? Jangan lupa, dengan kualitas diri yang baik jalan untuk menuju sukses semakin terbentang luas. So, mulailah dari sekarang!

Menilai Loyalitas Calon Karyawan

Menilai Loyalitas Calon Karyawan

Semua perusahaan pasti ingin memiliki karyawan yang loyal. Karena mereka yang loyak dapat memberikan kontribusi maksimal dan selalu optimal dalam bekerja. Makanya dalam setiap test rekruitment, penilaian loyal atau tidaknya karyawan seringkali menjadi pertimbangan penting.

Tetapi masalahnya, menilai loyalitas seseorang bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih terhadap calon karyawan yang notabene baru dikenal. Tapi bukan berarti tidak dapat diusahakan. Ada beberapa cara untuk mengetahui calon karyawan loyal atau tidak.

Yang pertama adalah dengan mempelajari curriculum vitae atau daftar riwayat hidup calon karyawan. Daftar riwayat hidup ini dapat memberi informasi tentang kualitas seseorang sekaligus track record karir calon karyawan. Perhatikan pada point 'pengalaman kerja', seberapa sering karyawan pindah bekerja sebelum melamar ke perusahaan anda.

Dari hal tersebut, anda bisa sekaligus mempelajari ambisi dan obsesinya dalam berkarir. Setelah mempelajari CV, tahap selanjutnya adalah dengan melakukan wawancara. Dengan wawancara anda dapat mendapatkan informasi secara langsung tentang calon karyawan. Ingat lakukan cross check sehubungan dengan apa yang tertera dalam CV-nya. Karena membaca CV tanpa konfirmasi langsung pada yang bersangkutan tidak akan diperoleh informasi yang valid.

Tanyakan alasannya setiap ia memutuskan untuk pindah bekerja. Tentu, alasannya bisa bermacam-macam. Mulai ingin menambah pengalaman, peningkatan karir, phk, sampai bosan. Tetapi umumnya nggak ada calon karyawan yang jujur mengatakan bahwa ia bosan dengan pekerjaan lamanya. Karena mereka pasti tahu bahwa tidak ada perusahaan yang menyukai karyawannya yang pembosan. Karena itu, tekankan pada calon karyawan untuk menjawab secara jujur.

Cara lain untuk mengetahui calon karyawan loyal atau tidak adalah dengan referensi. Referensi merupakan cara memperoleh pendapat mengenai pelamar dari pihak ketiga. Karena itu untuk meyakinkan pilihan anda, nggak ada salahnya anda menanyakan informasi tentang pelamar terhadap seseorang yang diyakini pelamar dapat memberi referensi karirnya. Memang, umumnya mereka tidak akan memberi nama seseorang yang tidak akan menulis referensi yang menguntungkan. Tetapi setidaknya, anda bisa memperoleh informasi lebih banyak tentang calon karyawan ketimbang hanya membaca CV dan melakukan wawancara.

Selanjutnya anda dapat mempertimbangkan seluruh informasi yang telah anda kumpulkan. Pertimbangkan dengan baik dan buatlah kesimpulan yang objektif tentang loyalitas calon karyawan dari seluruh informasi tersebut. Jika sudah yakin, anda dapat memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Jika anda memutuskan untuk menerima calon karyawan, lakukan pemantauan terhadap karyawan baru tersebut. Buatlah kebijaksanaan yang dapat menumbuhkan motivasi dan loyalitasnya.

Menikmati Kritik Dan Celaan

Menikmati Kritik Dan Celaan

Kejernihan dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala dirinya ditimpa kritik, celaan, atau penghinaan orang lain. Bagi orang yang lemah akal dan imannya, niscaya akan mudah goyah dan resah. Ia akan sibuk menganiaya diri sendiri dengan memboroskan waktu untuk memikirkan kemungkinan melakukan pembalasan. Mungkin dengan cara-cara mengorek-ngorek pula aib lawannya tersebut atau mencari dalih-dalih untuk membela diri, yang ternyata ujung dari perbuatannya tersebut hanya akan membuat dirinya semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan kegelisahan.

Persis seperti orang yang sedang duduk di sebuah kursi sementara di bawahnya ada seekor ular berbisa yang siap mematuk kakinya. Tiba-tiba datang beberapa orang yang memberitahukan bahaya yang mengancam dirinya itu. Yang seorang menyampaikannya dengan cara halus, sedangkan yang lainnya dengan cara kasar. Namun, apa yang terjadi? Setelah ia mendengar pemberitahuan itu, diambilnya sebuah pemukul, lalu dipukulkannya, bukan kepada ular namun kepada orang-orang yang memberitahukan adanya bahaya tersebut.

Lain halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat atau sedahsyat apapun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati karena yakin betul bahwa semua musibah yang menimpanya tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah Azza wa Jalla.

Allah tahu persis segala aib dan cela hamba-Nya dan Dia berkenan memberitahunya dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendaki-Nya. Terkadang terbentuk nasehat yang halus, adakalanya lewat obrolan dan guyonan seorang teman, bahkan tak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun bisa muncul melalui lisan seorang guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh, atau siapa saja. Terserah Allah.

Jadi, kenapa kita harus merepotkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur dengan sebesar-besar syukur karena tanpa kita bayar atau kita gaji mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala kejelekkan dan aib yang mengancam amal-amal shaleh kita di akhirat kelak.

Karenanya, jangan aneh jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama yang shaleh ketika dihina dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan. Sebaliknya, mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan, memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai tanda terima kasih atas pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat terlihat oleh dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh orang-orang yang tidak menyukainya.

Sahabat, bagi kita yang berlumur dosa ini, haruslah senantiasa waspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan berbagai bentuk.

Ketahuilah, ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritik. Pertama, kritiknya benar dan caranya pun benar. Kedua, kritiknya benar, tetapi caranya menyakitkan. Dan ketiga, kritiknya tidak benar dan caranya pun menyakitkan.

Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita, semuanya menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan siapapun, sekiranya sikap kita dalam menghadapinya penuh dengan kemuliaan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Karena, sesungguhnya kemuliaan dan keridhaan-Nyalah yang menjadi penentu itu.

Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau berduka cita karena perkataan mereka. Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yunus [10] : 65)

Ingatlah, walaupun bergabung jin dan manusia menghina kita, kalau Allah menghendaki kemuliaan kepada diri kita, maka tidak akan membuat diri kita menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah artinya kekuatan sang mahluk dibandingkan Khalik-nya? Manusia memang sering lupa bahwa qudrah dan iradah Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong dan takabur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman tangannya. Naudzubillaah!!!

Padahal, Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran [3] : 26)***